Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA FOTO: Mandiri Menuai Matahari

Kompas.com - 11/09/2023, 18:31 WIB
Amir Sodikin

Editor

Saat malam, lanjutnya, pasokan listrik pun harus dialihkan dari jaringan utama milik PLN. Kini kelebihan listrik produksi dari PLTS off-grid miliknya pada siang hari dapat disimpan dalam baterai dan dimanfaatkan Yohanes sendiri pada waktu malam hari.

Setelah sepuluh tahun menjadi pengguna PLTS atap, Yohanes telah menginvestasikan uangnya sekitar Rp 200 juta untuk seluruh instalasi yang dipasang.

Dia mengklaim sudah balik modal di tahun kedelapan sebagai pengguna PLTS. Menurut Yohanes, efisiensi dari pengeluaran biaya tagihan listrik PLN selama delapan tahun itu sudah setara dengan nilai investasi yang dikeluarkan untuk membangun PLTS atapnya.

"Kini saya tinggal menuai keuntungan," kata Yohanes sambil membersihkan panel-panel suryanya yang umur pemakaiannya masih bisa sekitar sepuluh tahun lagi.

Sementara itu, seorang pengguna PLTS atap off-grid dari Duren Sawit, Jakarta Timur, Riky, memulainya dengan semangat untuk dapat berkontribusi menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Panel-panel surya PLTS terpasang di atap rumah milik Riky di Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta.ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA Panel-panel surya PLTS terpasang di atap rumah milik Riky di Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
"Saya memimpikan langit Jakarta dapat kembali biru, tidak berkabut polusi seperti belakangan ini," kata Riky. Langkah Riky untuk mewujudkan mimpinya dimulai sejak 2015.

Dia mulai mengganti kendaraan bermotornya yang berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.

Merasa itu belum cukup, sejak 2017 dia pun juga memulai menjadikan PLTS atap sebagai sumber energi listrik di rumahnya.

Riky memanfaatkan listrik hasil produksi dari PLTS yang terpasang di rumahnya untuk mengisi baterai mobil listrik di Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta.ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA Riky memanfaatkan listrik hasil produksi dari PLTS yang terpasang di rumahnya untuk mengisi baterai mobil listrik di Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Bagi Riky, untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik harus dimulai dari dirinya sendiri baru selanjutnya dapat ditularkan ke orang lain.

Setelah lima tahun menjadi pengguna PLTS atap, harapannya itu mulai membuahkan hasil. Beberapa tetangga rumahnya pun mulai mengikuti langkahnya.

Riky menunjukkan cara memantau dan mengontrol sistem PLTS atap miliknya melalui telepon pintar di Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta.ANTARA /ADITYA PRADANA PUTRA Riky menunjukkan cara memantau dan mengontrol sistem PLTS atap miliknya melalui telepon pintar di Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Senada dengan Riky, seorang pengguna PLTS atap off-grid yang juga aktivis energi terbarukan, Hafiz Riza mengatakan penggunaan PLTS atap tidak melulu seputar efisiensi saja, tetapi juga terkait manfaat keberlanjutan bagi lingkungan alam dan manusia yang tinggal di dalamnya.

Oleh karena itu, Hafiz melalui komunitas I Love Energi Surya, terus berupaya mengampanyekan pemanfaatan energi matahari, terutama kepada para generasi muda.

Namun, apa yang diupayakan Hafiz maupun para penggiat energi surya lainnya tidak akan maksimal bila berjalan sendiri tanpa dukungan pemerintah.

"Hal yang terpenting sebenarnya adalah kebijakan pemerintah yang lebih pro terhadap energi terbarukan dan ramah lingkungan," kata Hafiz.

Dia mencontohkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 26 Tahun 2021 tentang PLTS Atap yang saat ini tengah direvisi pemerintah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com