Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Xinyi, Raksasa Kaca China yang Mau Investasi Rp 381 Triliun di Pulau Rempang

Kompas.com - 16/09/2023, 05:47 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Badan Pengusahaan (BP) Batam berencana merelokasi penduduk Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau yang berjumlah lebih kurang 7.500 jiwa. Relokasi itu dilakukan untuk mendukung rencana pengembangan investasi di Pulau Rempang.

Rencananya di Pulau Rempang akan dibangun kawasan industri, jasa, dan pariwisata dengan nama Rempang Eco City. Proyek ini bahkan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah pusat.

Rempang Eco City digarap PT Makmur Elok Graha (MEG) yang kepemilikannya dikaitkan dengan pengusaha nasional Tommy Winata, konglomerat pemilik Grup Artha Graha.

Dengan adanya Rempang Eco City, ditargetkan bisa menarik investasi hingga Rp 381 triliun pada tahun 2080. Namun rencana tersebut mendapat penolakan warga sehingga terjadi bentrokan, bahkan anak sekolah yang masih melakuan aktivitas belajar mengajar terpaksa dihentikan.

Baca juga: Sejarah Konflik Lahan Pulau Rempang, Bermula dari Pemberian HPL ke Swasta

Bentrok terjadi antara warga Pulau Rempang, dengan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Direktorat Pengamanan BP Batam, dan Satpol PP.

Rencana investasi Xinyi Group

Jika Rempang Eco Park ini terealisasi, maka salah satu perusahaan yang sudah menyatakan serius berinvestasi di Pulau Rempang adalah Xinyi Group.

Perusahaan asal Cina ini berencana membangun fasilitas hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika di kawasan Pulau Rempang. Hal ini merupakan perwujudan dari investasi Xinyi Group di Indonesia dengan nilai investasi mencapai Rp 381 triliun yang dilakukan bertahap hingga tahun 2080.

Mengutip laman perusahaan, Xinyi sendiri merupakan salah satu produsen kaca terbesar di dunia yang menyuplai pasar kaca untuk kebutuhan rumah tangga, otomotif, konstruksi bangunan, dan sebagainya.

Perusahaan ini beroperasi secara global dengan keberadaan pabrik dan kantornya yang berada di berbagai negara. Bahkan pabrik kaca yang rencananya akan dibangun Pulau Rempang, bakal menjadi pabrik kaca terbesar kedua setelah pabrik Xinyi di China.

Baca juga: Menteri Hadi: Warga yang Menempati Pulau Rempang Tidak Ada Sertifikat

Xinyi memiliki beberapa lini bisnis utama, salah satunya yang paling berkembang pesat akhir-akhir ini adalah segmen solar panel seiring dengan meningkatnya tren energi terbarukan.

Saat ini, perusahaan yang berdiri sejak tahun 1988 tersebut tercatat sebagai perusahaan terbuka di Hong Kong. Sementara pabriknya banyak berada di China Daratan.

Rencana investasi di Indonesia

Sementara mengutip Antara, investasi Xinyi di Indonesia tak hanya mengincar pasar di Asia Tenggara, namun juga bahan baku kaca berupa pasir silika yang banyak terdapat di Indonesia.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia berpotensi menjadi salah satu penyuplai panel surya terbesar dunia.

Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan cadangan pasir kuarsa atau pasir silika yang dimiliki di dalam negeri.

Baca juga: Soal Konflik Rempang, Jokowi: Masa Urusan Begitu Harus sampai Presiden

"Presiden perintahkan kepada kami untuk mencari investor yang tidak hanya di sektor nikel atau copper atau timah. Kita itu punya cadangan pasir kuarsa salah satu terbesar di dunia," beber Bahlil.

"Kita punya kuarsa dan pasir silika. Nah ini adalah bahan baku utama untuk membangun kaca, sama panel surya. Ke depan dunia itu kan green energy, pasti mereka membutuhkan ini," katanya lagi.

Oleh karena itu, Bahlil mengatakan tengah menjajaki kerja sama dengan Xinyi Group, perusahaan kaca terbesar asal China, yang berniat menanamkan modalnya di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, lewat kunjungannya ke negeri tirai bambu beberapa waktu lalu.

"Xinyi ini adalah perusahaan terbesar pabrik kaca dunia. Dia menguasai market share dunia itu 20 persen lebih. Nah saya lakukan diskusi, mereka akan berniat lakukan investasi di Rembang," katanya.

Bahlil menjelaskan sebagaimana arahan Presiden Jokowi, ia telah berkoordinasi dengan kementerian teknis, BP Batam, serta pemilik lahan untuk mendukung rencana investasi investor China itu.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu juga akan melaporkan hasil kunjungannya ke China kepada Presiden Jokowi.

Baca juga: Ada Konflik, Bagaimana Nasib Proyek PSN di Rempang?

Kendati enggan menjelaskan hasil kunjungan termasuk mengenai nilai rencana investasi asal China itu, Bahlil memastikan hasilnya cukup baik.

Ia juga menyebut Xinyi Group berencana untuk membangun pabrik kaca terbesar kedua di dunia di Tanah Air nantinya. Pabrik kaca itu merupakan pabrik kedua terbesar yang dibangun mereka setelah fasilitas utamanya di China.

Pabrik tersebut nantinya diklaim akan membuat Indonesia menjadi salah satu negara penyuplai panel surya terbesar dunia.

"Kesimpulannya bahwa insya Allah baik karena kita ingin Indonesia tidak hanya di sektor nikel, kita ingin pasir kuarsa ini juga dikelola," ungkap Bahlil.

"Dan tidak menutup kemungkinan ke depan kita juga mempertimbangkan untuk, ya kita larang ekspor juga. Terserah orang mau protes kita, ya protes saja. Masak negara kita nggak boleh maju-maju," kata Bahlil lagi.

Baca juga: Diutus Jokowi Selesaikan Konflik Rempang, Bahlil: Tanggung Jawab Saya sebagai Menteri dari Anak Kampung...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com