JAKARTA, KOMPAS.com – Biaya logistik di Indonesia mengalami penurunan sebesar 40 persen dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), biaya logistik di Indonesia pada 2022 mencapai 14,29 persen dan biaya logistik untuk kegiatan ekspor atau 8,98 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Taufik Hanafi mengatakan, pada tahun 2018, Bank Dunia mencatat, biaya logistik di Indonesia masih 23,8 persen.
“Biaya logistik dihitung berdasarkan realisasi perekonomian Indonesia sampai Tahun 2022,” kata Taufik dalam siaran pers, Jumat (22/9/2023).
Dalam acara “Era Baru Biaya Logistik untuk Indonesia Emas 2045” dia mengatakan bahwa perhitungan biaya logistik ini merupakan hasil kolaborasi Bappenas, Kementerian Perekonomian, Badan Pusat Statistik (BPS), kalangan perguruan tinggi, dan para pelaku usaha.
Baca juga: Biaya Logistik Jangan Sampai Bebani Usaha Kecil
Di sisi lain, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan, trend investasi di Indonesia dalam empat tahun terakhir terus meningkat dan selalu melampaui target.
Pada 2019, dengan target Rp 792 triliun, realisasi investasi mencapai Rp809 triliun.
Sementara itu, pada 2022, realisasi investasi mencapai Rp1.207 triliun, di atas target sebesar Rp 1.200 triliun.
Menurut Suharso, investasi di Indonesia masih menghadapi kendala ICOR (Incremental Capital Output Ratio) yang tinggi, yakni berkisar di angka 6. Indeks ini merujuk pada efisiensi di sektor investasi.
Makin tinggi ICOR, investasi makin tidak efisien. Angka tersebut juga yang tertinggi di antara negara-negara pesaing di ASEAN.
“Salah satu penyebab ICOR kita yang masih tinggi ada di logistik,” kata Suharso.
Baca juga: Tekan Biaya Logistik, 149 Pelabuhan Sudah Terapkan Digitalisasi
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.