Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan Realisasikan RJIT di Kota Serang untuk Tingkatkan Produksi Padi hingga Antisipasi El Nino

Kompas.com - 26/09/2023, 12:12 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Kota Serang, Provinsi Banten, guna meningkatkan produksi padi dan meredam dampak El Nino.

Kegiatan RJIT tersebut dilakukan di dua lokasi, yaitu Kelurahan Kilasah dan Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen dengan luas lahan masing-masing 50 hektar (ha). Adapun bantuan ini diberikan kepada Kelompok Tani (Poktan) Masyarakat Guyub 1 dan Poktan Subur Makmur 1.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, keberhasilan peningkatan produksi pangan ditentukan oleh pasokan air irigasi yang lancar dan berfungsi dengan baik.

“Dengan melakukan perbaikan dan peningkatan fungsi jaringan irigasi maka layanan irigasi ini diharapkan mampu menambah luas areal tanam, sehingga produktivitas pertanian pun meningkat,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (25/9/2023).

Baca juga: Pakai Pompa karena Saluran Irigasi Surut, Petani di Mustikajaya Bekasi Rogoh Rp 400.000 Seminggu

Lebih lanjut, SYL menjelaskan, pengelolaan air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana (sarpras) irigasi yang memadai.

"Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa bendungan, bendung, saluran primer, saluran sekunder, boks bagi, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani," jelasnya.

Prioritas lokasi program RJIT

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menjelaskan, realisasi program RJIT memprioritaskan pada lokasi yang telah melalui survei investigasi desain (SID) pada tahun sebelumnya.

Realisasi tersebut, kata dia, mengutamakan pada daerah irigasi dengan saluran primer dan sekunder dalam kondisi baik. Adapun tujuannya untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi sebesar 0,5.

Baca juga: Antisipasi Kemarau Panjang Akibat El Nino, Kementan Siapkan Berbagai Strategi, dari RJIT hingga AUTP

"Kegiatan RJIT ini diarahkan pada jaringan irigasi tersier yang mengalami kerusakan dan terhubung dengan jaringan utama (primer dan sekunder). (Kegiatan ini) juga untuk yang memerlukan peningkatan fungsi jaringan irigasi untuk mengembalikan atau meningkatkan fungsi dan layanan irigasi, serta untuk jaringan irigasi desa," tutur Ali.

Ia menjelaskan, dimensi saluran seperti lebar, tebal dan tinggi disesuaikan dengan spesifik teknis di lapangan.

Luas lahan terdampak, kata Ali, minimal berukuran 50 ha. Apabila luasan Poktan atau Perkumpulan Petani Pengelola Pemakai Air (P3A) kurang dari 50 ha, dapat menggunakan potensi luasan gabungan kelompok tani (Gapoktan)/Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A).

"Untuk memenuhi luasan minimal 50 ha, poktan dapat bergabung dalam satu Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK), penetapan nama UPKK menggunakan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Kabupaten,” ucapnya.

Baca juga: Petani Bisa Pinjam Alsintan dengan Mudah Melalui Gapoktan

Sementara itu, lanjut Ali, Poktan atau P3A dan Gapoktan atau GP3A yang memiliki potensi luas lebih dari 50 ha, diperbolehkan mengalokasikan kegiatan lebih dari satu unit sesuai dengan ketentuan.

Ia berharap, realisasi program RJIT menjadi langkah untuk peningkatan daerah layanan irigasi dan dapat meningkatkan efisiensi saluran irigasi sehingga lebih hemat air dan mencukupi kebutuhan air irigasi hingga ke hilir saluran.

Dengan tercukupinya air hingga hilir saluran ke depannya akan berdampak meningkatkan IP dan tanam serentak.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com