Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimbas Konflik Israel-Palestina, Rupiah Ditutup Dekati Rp 15.700 Per Dollar AS

Kompas.com - 09/10/2023, 17:35 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (9/10/2023) hari ini. Salah satu sentimen yang menekan kurs mata uang Garuda hari ini ialah eskalasi konflik Israel dengan Palestina.

Mengacu data Bloomberg, mata uang rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,51 persen ke Rp 15.692 per dollar AS. Terpantau sejak pembukaan perdagangan, rupiah bergerak di zona negatif.

Sementara itu, mengacu data BI Jisdor, dollar AS setara Rp 15.675 pada Senin hari ini. Posisi itu lebih tinggi dibanding Jumat (6/10/2023) lalu sebesar Rp 15.628 per dollar AS.

Baca juga: Rupiah Tertekan Terimbas Konflik Israel-Palestina

Pelemahan rupiah selaras dengan indeks dollar AS yang melanjutkan tren positif. Berdasarkan data Investing, indeks dollar AS (DXY) naik 0,39 persen ke 106,20.

Chief Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan, apresiasi indeks dollar AS tidak terlepas dari ketegangan yang terjadi antara Israel dan Palestina. Konflik tersebut memicu adanya situasi investor mengurangi kepemilikan terhadap aset berisiko, atau biasa disebut risk off.

"Ketegangan ini memicu ketidakpastian global akibat kemungkinan melebarnya isu geopolitik ini ke negara lain," kata dia, kepada Kompas.com, Senin.

Selain dari sisi ketidakpastian global, Josua menambah, ketegangan di Timur Tengah juga mendorong kenaikan harga minyak global, yang pada akhirnya mendorong kekhawatiran peningkatan inflasi global. Sentimen risk-off mendorong dollar AS meningkat pada sesi Asia.

"Rupiah berpotensi melemah hingga 15.700 pada pekan ini, menjelang rilis data inflasi AS," ujarnya.

Senada, Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, salah satu penyebab menguatnya dollar AS ialah konflik antara Israel dengan Hamas Palestina. Dengan telah dideklarasikannya perang oleh Israel terhadap Hamas, pelaku pasar memilih untuk menghindari aset dinilai berisiko.

"Penguatan dollar AS juga ditopang oleh sentimen hindar risiko karena konflik saling serang antara Hamas dan Israel yang menimbulkan ribuan korban jiwa," kata dia, kepada Kompas.com.

"Pasar mungkin mengantisipasi kemungkinan konflik ini meluas. Seperti diketahui, dollar AS termasuk aset aman seperti emas," sambungnya.

Baca juga: Rupiah Terpuruk, Mengapa dan Bagaimana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com