Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas Luruskan Isu Beras Plastik Beracun yang Diimpor dari China

Kompas.com - 14/10/2023, 22:47 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir tersebar kabar bahwa beras Bulog jelek dan tidak layak makan. Bahkan ada juga kabar simpang siur yang menyebutkan bahwa beras Bulog yang diimpor dari China beracun.

Dalam sebuah video yang viral, beredar narasi warga di Bukitinggi, Sumatera Barat, yang mengaku menemukan beras plastik atau beras sintetis. Di mana mereka yang mengonsumsi beras tersebut bisa mengalami keracunan.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menyebut pihaknya sudah meminta Satgas Pangan untuk menindaklanjuti secara hukum soal video viral yang beredar soal impor beras plastik asal China yang beracun.

Ia menegaskan, setiap melakukan importasi beras, selalu dilakukan pengawasan yang ketat. Proses pengecekan juga dilakukan berlapis, di mana beras pastinya akan dicek di negara pengekspor dan akan kembali dicek di Indonesia sebagai negara importir.

Baca juga: Ironi Indonesia, Negara Agraris yang Terus-terusan Impor Beras

"Beras impor dari negara asal yang masuk ke gudang Bulog itu sudah melalui beberapa kali proses pemeriksaan," kata Buwas dikutip dari Tribunnews, Sabtu (14/10/2023).

Menurut Buwas, tidak mungkin pemerintah mengedarkan beras sintetis. Apalagi, beras itu berasal dari China. Ini karena pemerintah sendiri belum merealisasikan impor beras dari China sampai har ini.

Buwas menjamin semua beras impor yang masuk ke gudang Bulog dalam kondisi aman dan telah melalui beberapa tahapan pemeriksaan.

Saat masuk ke Indonesia, beras impor juga sudah melewati pemeriksaan Badan Karantina Pertanian di pelabuhan. Setelah itu, baru beras akan dikirim ke gudang-gudang milik Bulog.

Baca juga: Jokowi soal Harga Beras Naik: Petani Senang, Konsumen Enggak Senang

"Jadi yang ada di gudang-gudang Bulog sudah sangat dipastikan aman semuanya”, kata Buwas.

Ia mengatakan, isu beras sintetis ini dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak senang di tengah upaya pemerintah melakukan stabilisasi pasokan dan harga beras.

Geger beras plastik tahun 2015

Kasus isu beredarnya beras plastik sendiri sejatinya sudah berulangkali terjadi di Indonesia, seperti pada tahun 2015. Bahkan kasusnya pernah ditangani langsung Buwas yang kala itu menjabat Kabareskrim Polri.

Saat masih menjadi jenderal aktif bintang 3, Buwas mengaku banyak yang meragukan kinerja Polri dalam menangani kasus isu beras plastik.

Baca juga: China Mau Pasok Beras ke Indonesia, Totalnya 1 Juta Ton

Terutama terkait hasil penelitian Pusat Laboratorium Forensik Polri terhadap beras sintetis yang diduga mengandung plastik.

Pada tahun 2015, Polri mengirimkan sampel beras yang diteliti Puslabfor ke laboratorium Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor untuk diteliti ulang.

"Banyak masyarakat yang masih meragukan hasil penelitian laboratorium Polri soal beras (plastik) itu ya," ujar Buwas, di Mabes Polri, Jakarta, pada 29 Mei 2015.

Buwas mengatakan, penelitian ulang dilakukan agar lebih meyakinkan masyarakat apakah beras plastik itu memang ada atau tidak.

"Kami minta laboratorium UI dan IPB sebagai hasil pembanding," ujar dia.

Sebelumnya, polisi masih melanjutkan penyelidikan sampel beras yang diduga berbahan plastik untuk mendapatkan 'second opinion' dan membuktikan bahwa sampel beras tersebut benar-benar bebas dari bahan plastik seperti dugaan awal.

Baca juga: Pemerintah Bakal Kembali Impor Beras 2 Juta Ton Tahun Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com