Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Menguat, Rupiah Lesu

Kompas.com - 16/10/2023, 09:48 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (16/10/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.23 WIB, IHSG berada pada level 6.957,3 atau naik 0,44 persen (30,52 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.926,78.

Sebanyak 221 saham melaju di zona hijau dan 231 saham di zona merah. Sedangkan211 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 5,6 miliar saham.

Baca juga: IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Justru Menguat

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG di awal pekan akan diwarnai oleh rilis data perekonomian yakni neraca perdagangan yang diperkirakan akan berada dalam kondisi cukup stabil.

“Hal tersebut dapat memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG hari ini. Hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas,” kata William dalam analisisnya.

Dia mengakan, ada juga sentimen negatif yang akan membayanbgi IHSG hari ini, yaitu terjadinya capital outflow, dan pergerakan nilai tukar rupiah.

“Capital outflow dan nilai tukar rupiah menjadi salah satu faktor yang juga mempengaruhi pola gerak IHSG. Namun, peluang koreksi wajar dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian,” tegas dia.

Pasar saham Asia pagi ini bergerak pada teritori negatif. Nikkei Jepang melemah 1,6 persen (547,1 poin) pada level 31.768,9, Hang Seng Hong Kong di posisi 17.768,99 atau terkoreksi 0,25 persen (44,4 poin), Shanghai Komposit turun 0,43 persen (13,1 poin) pada level 3.074,96, dan, Strait Times melemah 0,52 persen (16,6 poin) pada level 3.169,14.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.15 WIB rupiah berada pada level Rp 15.711 per dollar AS, atau turun 29 poin (0,18 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.682 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS, efek dari sentimen alih risiko yang terjadi di Akhir pekan kemarin karena pelaku pasar khawatir konflik antara Israel-Hamas di jalur Gaza meluas dan melibatkan negara lain.

“Tapi sentimen tersebut bisa tidak berlangsung lama bila pasar melihat negara-negara lain menahan diri tidak terlibat langsung di konflik tersebut. Hari ini rupiah berpeluang melemah ke arah Rp 15.730 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.650 per dollar AS,” ujar Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, data neraca perdagangan Indonesia bulan September yang kemungkinan masih surplus bisa membantu memberikan kepercayaan investor terhadap rupiah.

Baca juga: Sektor EBT Makin Cerah, Bagaimana Prospek Saham Perusahaan Energi?

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com