Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamburkan Miliaran Dollar, Proyek Kereta Cepat AS Kini Malah Mangkrak

Kompas.com - Diperbarui 17/10/2023, 08:55 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Di banyak negara, pembangunan kereta cepat seringkali menimbulkan polemik. Biaya investasi yang mahal dan lamanya waktu pengembalian modal adalah dua alasan utamanya.

Itu sebabnya, masih banyak negara, termasuk beberapa negara maju, belum memutuskan kereta cepat sebagai prioritas. Tanpa hitungan matang, proyek kereta cepat justru akan memberikan kerugian bila biaya operasional tak bisa ditutup dari penjualan tiket.

Indonesia sendiri akhirnya berhasil membangun kereta cepat dengan rute Halim-Tegalluar. Proyek ini pun biayanya membengkak sangat besar dan membuat APBN Indonesia tekor karena harus ikut mendanai, meski hal ini sejatinya mengingkari janji pemerintah.

Belum lagi, kereta cepat di Indonesia juga sebagian besar didanai utang dari China Development Bank (CDB) dengan bunga 3,4 persen per tahun. Pembayaran utang pokok dan bunganya ini kemudian dijamin oleh pemerintah Indonesia.

Baca juga: Biayanya Bengkak, Inggris Pilih Proyek Kereta Cepatnya Mangkrak

Mangkraknya proyek kereta cepat Amerika Serikat

Salah satu negara maju yang hingga kini enggan mengembangkan kereta cepat adalah Amerika Serikat (AS). Bahkan proyek kereta cepat milik negara Paman Sam ini mangkrak dengan sebagian infrastruktur yang sudah terlanjur dibangun.

Amerika Serikat sebenarnya sudah memiliki kereta semi cepat bernama Acela yang dioperatori oleh Amtrax yang sebenarnya masih merupakan 'BUMN'. Namun perusahaan ini tak berkembang dengan rute terbatas karena kurang menguntungkan. Penumpangnya pun sepi.

Mengutip CNBC, Pada tahun 2008, Pemerintah Negara Bagian California menyetujui penerbitan surat utang senilai 9 miliar dollar AS untuk membangun jalur kereta cepat pertama dengan kecepatan di atas 300 kilometer per jam di negara tersebut.

Rute kereta cepat pertama di AS ini akan menghubungkan Los Angeles dengan Central Valley dan kemudian San Francisco dengan waktu tempuh hanya dua jam 40 menit.

Baca juga: Daripada Bebani APBN, Inggris dan Malaysia Pilih Proyek Kereta Cepatnya Mangkrak

Namun 15 tahun kemudian, tidak ada satu mil pun jalur yang dibangun meski di beberapa titik rencana trase sudah dilakukan konstruksi. Para pejabat yang terlibat mengatakan tidak ada cukup uang untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Progres pembangunan kereta cepat di Amerika Serikat yang saat ini mangkrak.Tangkapan layar California High-Speed Rail Authority Progres pembangunan kereta cepat di Amerika Serikat yang saat ini mangkrak.

Perkiraan terbaru dari California High-Speed Rail Authority, badan yang ditunjuk untuk menggarap proyek ini, menyatakan biaya proyek kereta cepat membengkak sangat besar. Perkiraan investasinya adalah 88 miliar dollar AS sampai dengan 128 miliar dollar AS.

Total investasi ini dipakai untuk menyelesaikan seluruh sistem dari LA hingga San Francisco. Inflasi dan biaya konstruksi yang lebih tinggi berkontribusi pada tingginya harga.

Menurut Brian Kelly, CEO California High-Speed Rail Authority, meski mangkak dan belum juga dilanjutkan pembangunannya, proyek ini telah menghabiskan dana sebesar 9,8 miliar dollar AS sejauh ini.

Baca juga: Disebut Jebakan China, Berapa Bunga Utang Kereta Cepat?

"Kami tahu kami mempunyai kekurangan pendanaan sejak proyek ini dimulai. Yang saya tahu adalah semakin dini kita membangunnya, semakin murah biayanya," beber Kelly.

Namun hingga saat ini, belum jelas dari mana dana tersebut akan berasal. Sejauh ini, pendanaan yang sudah ada, yakni sebesar 85 persen di antaranya berasal dari APBD Negara Bagian California.

“Salah satu rintangan terbesar jelas adalah pendanaan. Kami tidak dapat menyelesaikan proyek ini tanpa dukungan federal (pemerintah pusat). Itu tidak akan terjadi," ucap Toks Omishaki yang menjabat Sekretaris Badan Transportasi Negara Bagian California.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com