Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

BUMDEs Binaan LPEI Sukses Ekspor Jahe Gajah ke Pasar Internasional

Kompas.com - 21/10/2023, 10:37 WIB
Hotria Mariana,
Sheila Respati

Tim Redaksi

Salah satu fasilitasi yang diberikan oleh LPEI adalah pelatihan manajemen organisasi dan keuangan bagi BUMDes Sejahtera. Selain itu, mereka juga mendapatkan penjelasan tentang alur proses ekspor dari Bea Cukai dan Kementerian Perdagangan.

Baca juga: UMKM Pertamina Sasar Pasar Global Lewat SME’s HUB ASEAN SUMMIT 2023

"Kami jadi punya gambaran, oh ternyata proses ekspor tidak sesulit yang dibayangkan. Intinya, produknya siap, pasarnya siap, buyer-nya siap. Nanti, mereka yang akan fasilitasi untuk proses go internasional,” jelas Alvin.

BUMDes Sejahtera juga berharap mendapatkan pembiayaan dari LPEI untuk mengembangkan usahanya. Mereka ingin meningkatkan nilai tambah produk jahe gajah dengan mengolahnya menjadi produk olahan, seperti jahe instan dan sirup jahe. Selain itu, mereka juga ingin menjangkau pasar-pasar baru di negara-negara lain, seperti Korea dan China.

"Kami ingin masuk ke Korea dan China sehingga tidak melulu ke Bangladesh dan sebagainya,” kata Alvin.

Terkait program Desa Devisa, ia menyampaikan, program tersebut sangat bermanfaat karena memberikan ilmu dan wawasan tentang cara memasarkan produk. Sebelumnya, BUMDes Sejahtera tidak tahu cara mencari pembeli dan melakukan ekspor secara langsung.

"Kalau memproduksi jahe saja bisa, meski tidak mudah. Kesulitan kami adalah penjualan. Saat Program Desa Devisa masuk, kami jadi dapat wawasan bagaimana caranya memasarkan produk. Ke mana arah yang bisa dituju,” terangnya.

Selama dua hari hadir di acara TEI ke-38, BUMDes Sejahtera mendapati sejumlah pembeli potensial. Salah satunya dari Bangladesh. Keduanya sudah saling bertukar kartu nama dan direncanakan bisa bekerja sama pada masa depan.

Baca juga: Beri Pendampingan UMKM, Pertamina Gelar Banjar Creative Bali

"Mereka (orang Bangladesh) tetap menyukai jahe gajah segar atau fresh ginger, ya. Bukan olahannya. Ini mungkin karena mereka di sana akan mengolah sendiri,” kata Alvin.

Alvin mengaku ingin terus belajar dan berkembang bersama dengan LPEI dan program Desa Devisa. Ia berharap, bisa mendapatkan pendampingan dan pembiayaan yang lebih banyak untuk meningkatkan usaha BUMDes Sejahtera.

"Pembiayaannya nanti akan kami gunakan untuk pembibitan, pendampingan petani, atau pengolahan, sehingga nilai produk meningkat. Bahkan, kalau kami bisa menambah produk olahan, nilainya lebih tinggi lagi,” kata Alvin.

Sebagai informasi, selain BUMDes Sejahtera, LPEI juga menghadirkan 14 UMKM binaan lain di TEI ke-38. UMKM tersebut, di antaranya Hugo Inovasi asal Kabupaten Banyumas dengan produk unggulan gula kelapa dan Unikayo asal Payakumbuh, Sumatera Barat, dengan produk unggulan bumbu rendang instan.

Adapun TEI ke-38 yang berlangsung sejak Rabu (18/10/2023) sampai Minggu (22/10/2023) diselenggarakan oleh Kemendag dan didukung oleh LPEI serta berbagai kementerian, badan usaha milik negara (BUMN), lembaga, dan asosiasi terkait.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Sofyan Irianto Naibaho menjelaskan, program Desa Devisa dirancang untuk memberikan pendampingan yang komprehensif dan berkelanjutan.

"LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI terus membuka lebar potensi ekspor komoditas unggulan daerah melalui program Desa Devisa. Melalui program ini, kami berkomitmen mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan" ujar Sofyan.

Sofyan berharap, dukungan LPEI melalui Desa Devisa dan penyelenggaraan TEI ke-38 dapat segera membuka keran ekspor bagi komoditas jahe gajah asal Kabupaten Pacitan tersebut. Dengan begitu, tanaman ini dapat menembus pasar internasional.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com