Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nofi Candra
Politisi

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI 2014 - 2019

Tekanan Ekonomi Global dan Ancaman Inflasi

Kompas.com - 25/10/2023, 12:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Karena itu, pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait harus segera mengambil sikap tegas dengan parameter-parameter yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan secara ekonomi.

Secara teknis, pemerintah harus segera menyeimbangkan permintaan dan penawaran untuk komoditas-komoditas pokok yang harganya naik tinggi di satu sisi, terutama beras dan bahan pokok lainya.

Pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga-lembaga terkait segera melakukan operasi pasar terbuka untuk komoditas-komoditas pokok yang harganya naik terlalu tinggi, dengan volume yang besar dan tawaran harga yang moderat atau sesuai harga sebelum inflasi, agar pelaku pasar pelan-pelan bisa menyesuaikan harga komoditas pokok dengan harga yang diharapkan pemerintah.

Kedua memastikan pasokan terjaga secara aman dan berkelanjutan. Elnino yang melanda Indonesia sejak beberapa bulan lalu, menyebabkan banyak kasus gagal panen, lalu membuat supply dalam negeri menurun drastis.

Impor tak terelakan. Untuk itu, kepastian pasokan memang harus dijaga, tapi jangan sampai menyakiti ekonomi para petani kita.

Selanjutnya, pernyataan Jokowi soal potensi harga minyak dunia naik sampai ke level 150 dollar AS per barel adalah kode dari pemerintah bahwa harga BBM dalam negeri sewaktu-waktu bisa berubah.

Urgensi menaikan harga BBM terus dihembuskan oleh beberapa pihak dari dalam pemerintahan, sampai publik maklum atas rencana kebijakan tersebut, jika harga memang terbang tinggi nanti.

Namun demikian, saya kira pemerintah sebaiknya tidak menggiring opini publik bahwa BBM, terutama pertalite dan solar subsidi, akan dinaikan segera.

Pasalnya, efek psikologisnya kepada pasar kurang baik dan berpeluang mendorong ekspektasi inflasi ke level yang jauh lebih tinggi dibanding hari ini dan membuka peluang stagflasi.

Asumsi makro yang cukup moderat untuk tahun depan, saya kira, bisa dicapai jika harga BBM tidak dinaikan tahun ini, karena pertumbuhan dan dinamika ekonomi tahun ini akan menjadi landasan fundamental untuk menyesuaikan harga BBM tahun depan.

Kalau seandainya dinaikan saat ini, dikhawatirkan angka pertumbuhan 5 persenan tak akan tercapai dan inflasi di level 3 plus minus juga semakin sulit tercapai.

Jika kemudian kenaikan harga BBM justru menciptakan inflasi tinggi, maka akan membuat BI semakin kesulitan dalam menahan suku bunga rendah.

Jika BI kemudian memutuskan suku bunga naik lagi karena inflasi semakin liar, maka tahun ini dan tahun depan akan semakin berat. Bahkan boleh jadi tekanan terhadap pertumbuhan dan output ekonomi nasional akan sangat besar.

Dikhawatirkan kemudian terjadi inflationary spiral dan memperbesar peluang stagflasi dan resesi lebih lanjut.

Kekhawatiran atas risiko kenaikan harga BBM tentu bukan soal penurunan konsumsi BBM itu sendiri, tapi lebih kepada multiplayer effect-nya kepada harga barang-barang, terutama barang kebutuhan pokok akibat kenaikan biaya transportasi.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com