Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Arah Kebijakan The Fed, Bursa Saham AS Berakhir Hijau

Kompas.com - 01/11/2023, 08:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Selasa (31/10/2023). Saham-saham menguat di tengah sentimen negatif pasar di akhir bulan yang ditandai dengan melonjaknya suku bunga.

S&P 500 naik 0,65 persen menjadi 4.193,80, sedangkan Nasdaq bertambah 0,48 persen menjadi 12.851,24. Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 123,91 poin, atau 0,38 persen menjadi 33.052,87.

Sektor real estat dan keuangan jadi penopang indeks S&P 500, dengan sektor-sektor tersebut masing-masing menguat sebesar 2 persen dan 1,1 persen. Di sisi lain, beberapa saham teknologi berkapitalisasi besar tertinggal. Alfabet dan Meta Platform berakhir dengan harga saham yang lebih rendah. Nvidia turun hampir 1 persen.

Baca juga: Mampukah IHSG Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Indeks Volatilitas Cboe (VIX) turun ke angka 18, di bawah rata-rata jangka panjang dari tolak ukur kekhawatiran pasar yang berada di angka 20. Tingkat VIX yang lebih tinggi dapat menunjukkan ketidakpastian yang lebih besar di pasar.

Adapun musim laporan keuangan korporasi berlanjut pada hari Selasa. Carterpillar turun lebih dari 6 persen setelah pembuat peralatan konstruksi tersebut merilis proyeksi pendapatan kuartal keempatnya yang diperkiralam hanya akan naik sedikit lebih tinggi dibandingkan periode tahun lalu.

Jetblue turun lebih dari 10 persen setelah rilis hasil kuartal ketiga. Kinerja perusahaan maskapai ini meleset dari ekspektasi baik laba maupun rugi.

Baca juga: Asuransi Jadi Proteksi Keuangan Masa Depan

Saham-saham pada indeks Wall Street mencatat penurunan bulan ketiga berturut-turut. Dow dan S&P 500 masing-masing turun 1,4 persen dan 2,2 persen.

Hal ini menandai penurunan tiga bulan berturut-turut pertama bagi kedua indeks sejak Maret 2020. Nasdaq turun 2,8 persen pada bulan Oktober, juga mencatat bulan negatif ketiga berturut-turut.

Kerugian pada bulan Oktober terjadi di tengah kenaikan pesat imbal hasil Treasury AS. Bulan ini, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun menembus level penting 5 persen untuk pertama kalinya sejak tahun 2007.

Baca juga: Soal Divestasi Saham Vale, Ini Kata Erick Thohir

Pelaku pasar menghubungkan kenaikan ini dengan beberapa faktor, termasuk kekhawatiran Federal Reserve yang akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

The Fed akan merilis keputusan suku bunga berikutnya pada hari Rabu. Penetapan harga dana berjangka Fed menunjukkan kemungkinan lebih dari 99 persen bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini, menurut CME FedWatch Tool.

“Jika The Fed keluar dan mengatakan bahwa mereka mungkin akan menyelesaikan tahun ini, memberikan petunjuk bahwa mereka merasa lebih dovish, itu bisa menjadi sesuatu yang sangat membantu,” kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird.

Baca juga: Pengalaman Lo Kheng Hong Beli Saham Saat Periode Pemilu

“Tetapi menurut saya butuh tekanan untuk menurunkan suku bunga agar pergerakan saham menjadi lebih berkelanjutan," tambahnya.

Secara historis, bulan November adalah bulan yang kuat bagi pasar, dan para ritel investor berharap dorongan musiman tersebut akan mendukung reli di akhir tahun. Namun, mereka memperkirakan puncak imbal hasil obligasi akan diperlukan sebelum mereka melihat adanya pemulihan di pasar ekuitas.

Baca juga: Bos BRI Buka-Bukaan Soal Rencana Lepas Saham di BSI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com