Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumarjo Gatot Irianto
Analis Kebijakan Utama Kementan

Analis Kebijakan Utama Kementerian Pertanian/Presiden Komisaris PT Berdikari (Persero)

Mendongkrak Pendapatan Petani

Kompas.com - 01/11/2023, 11:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pemerintah harus mampu menyediakan pupuk dan pestisida dengan harga terjangkau, karena usaha tani bagi petani merupakan satu satunya pekerjaan utama.

Penggunaan pupuk posfat berbahan baku lokal seperti guano, dolomit, kapur, pupuk organik perlu dimasifkan, agar ketergantungan pupuk berbahan baku impor menurun.

Selain menekan biaya produksi padi, pemerintah juga dapat menghemat pengeluaran devisa negara. Pupuk an organik dapat digunakan sebagai stimulan saja, sehingga petani bisa memenuhi sebagian besar kebutuhan pupuk secara mandiri.

Berdasarkan hasil pemantauan lapangan, porsi tenaga kerja mencapai 40-45 persen terhadap biaya produksi.

Sehingga reduksi biaya tenaga kerja untuk produksi dapat dikurangi 20-25 persen, maka keuntungan yang diperoleh petani dapat ditingkatkan.

Pendekatan itu sangat realistis dan operasional. Hasil kajian di Gapoktan Kepodang Topo, Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo menunjukkan bahwa melalui konsolidasi pengelolaan lahan, maka biaya tenaga kerja untuk pengolahan tanah, tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan panen lebih murah (hanya Rp 8. 750 000/hektare),

Efisiensinya setara dengan pengelolaan seluas lebih dari 3 hektare yang dikelola secara konvensional.

Artinya konsolidasi pengelolaan lahan akan mampu menekan biaya produksi per hektare dan meningkatkan pendapatan petani secara signifikan.

Meningkatkan produktivitas

Peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui peningkatan populasi dan peningkatan jumlah butir padi bernas per malai.

Peningkatan populasi tanaman per hektare dapat dilakukan dengan sistem tabur sebagaimana dilakukan oleh petani di sebagian besar belahan dunia.

Menggunakan Teknik sebar melalui drone, dengan volume benih 90 kiligram, maka populasi tanaman dapat ditingkatkan dari 250 000 rumpun per hektare (dengan jumlah tanaman produktif rerata 10 batang per rumpun) dengan asumsi jarak tanam 20x20 cm menjadi 750 000 rumpun per hektare (dengan populas rumpun 3-5 tanaman).

Hasil penelitian lapangan di daerah rawa Banyuasin, produksi padi mampu menembus 10-11 juta ton gabah kering panen yang ditimbang. Sedangkan dengan cara tanam pindah maksimal hanya 7-8 ton/hektare.

Keunggulan tanam disebar antara lain menghemat biaya persemaian, tanam, penyiangan minimal dua kali.

Sedangkan tantangannya harus memantau serangan hama utamanya penggerek batang baik sundep maupun beluk.

Perbedaan hasil sekitar 3 ton per hektare dan penurunan biaya tenaga kerja merupakan kontribusi signifikan dalam mendongkrak pendapatan petani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com