JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus mengupayakan stabilisasi pasokan dan harga cabai rawit merah (CRM) yang mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo mengatakan, pihaknya terus mendorong mobilisasi pasokan dari daerah surplus ke daerah defisit untuk membangun pemerataan distribusi di seluruh wilayah.
“Kita mendorong pemerintah daerah untuk saling membangun kerja sama antar daerah (KAD) sehingga cabai di daerah yang masih produksi dan harganya stabil dapat mendistribusikan cabai ke daerah defisit atau daerah dengan harga cabai yang tinggi," ujar Arief dalam siaran persnya, Rabu (1/11/2023)
Baca juga: Kementan Ungkap Biang Kerok Harga Cabai Tembus Rp 100.000 Per Kilogram
Menurut dia, penguatan kerja sama antar daerah (KAD) ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta terbangunnya konektivitas agar membuat produksi pangan di daerah surplus, terdistribusi ke daerah defisit secara merata untuk menjaga kestabilan harga.
KAD ini mengoptimalkan pemanfaatan dana APBD dan Belanja Tidak Terduga (BTT). Arief juga mengungkapkan, pemerintah daerah tidak perlu ragu untuk memanfaatkan dana tersebut untuk memobilisasi pangan di daerah masing-masing.
“Badan Pangan Nasional secara rutin menghadiri Rakor Inflasi yang dilaksanakan oleh Kemendagri terus menekankan agar setiap daerah memanfaatkan dana tersebut untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di daerah masing-masing," ujar Arief.
Baca juga: Harga Cabai Tembus Rp 100.000-an, Mentan Amran Gerakan Tanam Cabai di Pekarangan
"Kemarin bersama Menkeu Bu Sri Mulyani dan Mendagri Pak Tito Karnavian juga kita dorong bersama-sama para Pj. Gubernur dan Bupati/Walikota untuk mengoptimalkan APBD. Karena pangan ini kan salah satu komponen yang berpengaruh signifikan terhadap stabilitas inflasi," sambung Arief.
Selain itu, Arief mengatakan, melalui dana dekonsentrasi yang dialokasikan di Badan Pangan Nasional, Pemda provinsi dan kabupaten/kota terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh daerah. Hingga saat ini, total kegiatan GPM menyasar hingga 1.133 lokasi dengan rincian 257 lokasi di 35 provinsi dan 876 lokasi di 332 kabupaten/kota.
GPM Serentak Nasional menggunakan anggaran pusat dan dana dekonsentrasi dari Bapanas yang diperuntukkan ke seluruh daerah.
Baca juga: IKAPPI Minta Mentan Baru Fokus Genjot Produksi Beras, Cabai, dan Bawang
"Kami harapkan, semua Kepala Dinas yang menangani urusan pangan dapat mengoptimalkan pemanfaatan anggaran dekonsentrasi tersebut untuk mendukung kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan serta pengendalian inflasi di wilayahnya, mengingat saat ini sudah mulai memasuki akhir tahun," ujar Arief.
Saat ini, pasokan cabai rawit merah ke Pasar Induk Kramat Jati mengalami penurunan sekitar 6 persen karena sumber panen di daerah sentra produksi mengalami penurunan. Namun pasokan ke pasar tersebut masih relatif normal di kisaran 30 ton per hari.
Untuk menopang stabilitas pasokan dan harga cabai di Pasar Induk, Badan Pangan Nasional juga melakukan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dari daerah surplus ke daerah defisit.
Baca juga: BPS Pelototi Kenaikan Harga Gula, Beras, dan Cabai
Sementara itu, Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, pihaknya akan segera menambah pasokan ke Pasar Induk Kramat Jati melalui skema FDP dengan bersinergi dengan Kementerian Pertanian dan para gapoktan cabai di wilayah Jabar, Jateng, dan NTB.
"Kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Kementan dan para gapoktan champion cabai untuk terus memasok ke pasar, hari ini akan segera dipasok 3 hingga 5,5 ton," ujar Ketut.
Mengutip dari data Panel Harga Pangan Bapanas per 30 Oktober 2023, harga rata-rata nasional cabai rawit merah (CRM) di tingkat produsen sebesar Rp 50.310 per kilogram (kg).
Baca juga: Bapanas dan Bulog Siapkan Bantuan Pangan Beras Tambahan
Angka itu masih di atas HAP sebesar Rp 25.000 per kg – Rp 31.500 per kg.
Harga tertinggi di Sulawesi Utara Rp 72.500 per kg dan terendah di Sulawesi Selatan Rp 25.400 per kg. Sementara di tingkat konsumen, harga rata-rata nasional CRM Rp 51.872 per kg, masih berada di atas HAP sebesar Rp 40.000 – Rp 57.000 per kg. Harga tertinggi di Maluku Rp 93.419 per kg dan terendah di NTT Rp 43.000 per kg.
Selain itu, Bapanas juga tengah membangun stabilitas pasokan dan harga pangan melalui penguatan sarana dan prasarana penyimpanan seperti cold storage.
Pada 28 Oktober 2023, Bapanas juga telah meresmikan fasilitas gudang penyimpanan (cold storage) di Pelabuhan Roro Dompak, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Pembangunan fasilitas rantai dingin ini ditujukan untuk mendukung gerakan tanam cabai yang dilakukan di Kepulauan Riau sehingga produk hasil panen dapat disimpan hingga sekitar 3 bulan.
Fasilitas sejenis juga telah dibangun di beberapa wilayah yaitu Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Soal Beras Plastik, Bapanas: Itu Hoaks, Kami Pastikan Beras SPHP Aman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.