Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Produktif Berkualitas, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 01/11/2023, 10:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Ramos Mangihut Yemima S. dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Menjadi produktif kerap kali dikaitkan dengan jumlah, atau seberapa banyak tenaga yang dikeluarkan untuk meraih suatu tujuan. Padahal, menjadi produktif lebih dari sekedar berkutat pada perhitungan.

Produktivitas berkaitan erat dengan kualitas kerja, yaitu bekerja secara terarah. Pola pikir ini sangat penting untuk diterapkan di berbagai aspek kehidupan, termasuk lingkungan kerja.

Hal ini dibahas dalam siniar Obsesif episode “Jadi Produktif Susah Enggak Sih?” dengan tautan akses s.id/ObsesifPositif. Episode ini membahas bagaimana produktivitas tidak melulu berorientasi pada kuantitas, namun juga fokus terhadap kualitas lewat cara yang efisien dan terukur.

Kebiasaan produktif yang berorientasi pada kualitas sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia kerja. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki kebiasaan dan pola kerja yang terukur supaya tercipta dinamika kerja yang berkualitas.

Produktif Bukan Sekadar Kuantitas

Sebuah perusahaan tentu menginginkan pencapaian yang luar biasa bagi produknya. Lantas, pencapaian kerap didefinisikan dalam bentuk angka, yang kemudian menjadi persepsi permanen bagi pemimpin dalam membangun pola pikir di ruang kerja.

Hal ini juga dinyatakan oleh Entrepreneur. Kebiasaan mengasosiasikan produktivitas dengan angka membuat lingkungan kerja jadi tidak sehat. Angka menjadi tolak ukur seberapa produktif karyawan dalam bekerja, sehingga menaruh karyawan di bawah tekanan target yang tidak terarah dan waktu kerja yang tidak wajar.

Baca juga: Berorientasi pada Tujuan, Apakah Penting?

Lambat laun, produktivitas yang tidak sehat menjadi penyebab utama jatuhnya sebuah perusahaan. Sebagai seorang pemimpin, harus memiliki cara pandang bahwa bekerja tidak melulu soal hasil, melainkan ada proses dan faktor-faktor penting lainnya.

Oleh karena itu, produktivitas tidak dapat dilakukan secara asal dan semena-mena. Sebab, untuk menciptakan hasil yang berkualitas, dibutuhkan lingkungan yang mendukung kesejahteraan lingkungan kerja untuk dapat bekerja secara kualitas juga.

Produktif Berkualitas, Bagaimana Caranya?

Sangat penting untuk menjadi produktif dan berkualitas di saat bersamaan. Melansir Indeed, berikut beberapa cara untuk dapat tetap produktif secara berkualitas dalam lingkungan kerja.

Pertama, fokus pada satu pekerjaan dalam satu waktu. Dalam bekerja, sering kali kita mengerjakan dua sampai tiga pekerjaan dalam waktu bersamaan supaya hemat waktu. Padahal, kebiasaan ini yang menyebabkan tenaga dan energi berpikir terkuras lebih cepat.

Misal, kita bisa mengerjakan laporan penjualan akhir bulan sebelum mengerjakan tugas yang lebih ringan. Dengan demikian, fokus lebih terarah, sehingga tingkat produktivitas dan kualitas pekerjaan semakin bertambah.

Kedua, ambil waktu istirahat secara berkala. Sering kali terjadi burnout di lingkungan kerja yang disebabkan karena terlalu memaksa diri untuk bekerja di luar batas. Jika kebutuhan istirahat sudah terpenuhi, maka otak dan tubuh juga sudah siap melanjutkan aktivitas.

Ketiga, batasi gangguan. Sadar tidak sadar, seringkali produktivitas kerja terganggu karena gangguan-gangguan kecil, seperti obrolan singkat dengan teman kerja atau basa-basi dalam rapat yang terlalu lama.

Untuk mengatasinya, kita dapat menentukan seberapa lama waktu untuk mengobrol dan basa-basi, sehingga memberi kesempatan untuk fokus pada hal yang lebih penting.

Terakhir, terapkan aturan dua menit. Aturan dua menit berarti mengatur atau mengerjakan tugas-tugas ringan setiap dua menit. Misalnya, hanya butuh dua menit untuk membalas surel atau menyusun rencana kegiatan.

Baca juga: Menjadi Karyawan Berintegritas di Tempat Kerja

Lewat aturan dua menit, sistem kerja menjadi lebih terstruktur. Kebiasaan-kebiasaan kecil akan menjadi faktor utama terciptanya perubahan besar. Oleh karena itu, harus ada kesadaran pentingnya untuk bekerja secara produktif, namun tetap berkualitas.

Dengarkan informasi lengkap seputar tips produktivitas dalam siniar Obsesif episode “Jadi Produktif Susah Enggak Sih?” dengan tautan akses s.id/ObsesifPositif.

Dengarkan pula episode lainnya yang tak kalah menarik dan menginspirasi dalam siniar Obsesif di Spotify, Noice, dan juga TipTip (khusus konten LED Talk) melalui tautan berikut tiptip.co/p/ObsesifLEDTalk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com