Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Memiliki nilai diri positif yang kuat sangat berguna untuk membangun integritas, terlebih di dunia kerja yang membutuhkan loyalitas dan tanggung jawab. Pasalnya, jika tidak menerapkannya, integritas kita dapat memudar seiring berjalannya waktu.
Meski begitu, Dinda Richfiela, HR Manager Kompas Gramedia, dalam siniar Obsesif episode “Integritas Bukan Hanya Sekadar Nilai” dengan tautan s.id/ObsesifDindaa, mengatakan integritas bukan hanya sekadar nilai.
Baginya, kepercayaan itu harus dibangun melalui komunikasi efektif yang sifatnya dua arah antara pemimpin dan anggota tim. Hal itu pun harus diwujudkan melalui penerapan integritas yang dimiliki oleh masing-masing anggota tim.
Penelitian Harris (2015) menegaskan kegagalan sering kali terjadi karena faktor eksternal dan internal. Misalnya, menganggap negatif diri sendiri karena pengaruh kompetisi yang tak sehat di lingkungan kerja.
Gabungan semua ini berdampak pada seseorang hingga dapat menurunkan integritasnya.
Oleh karena itu, sering kali kegagalan bukan disebabkan oleh kejadian yang tiba-tiba. Hal ini justru disebabkan oleh terkikisnya prinsip-prinsip kita.
Akibatnya, memudarnya kredibilitas diri sebagai seorang karyawan sehingga menurunnya kepercayaan orang-orang. Itulah mengapa penting untuk mempertahankan integritas.
Baca juga: Background Checking, Apakah Diperlukan?
Memiliki integritas berarti kita jujur, beretika, dan mengikuti prinsip moral yang ditetapkan. Namun, istilah ini tak memiliki arti sebatas itu saja. Seorang karyawan berintegritas harus menjalankan komitmen dengan serius dan bertanggung jawab atas pekerjaannya.
Misalnya, saat mendapat tugas untuk memegang suatu proyek, kita harus bisa menyelesaikannya sampai tanggung jawab itu selesai.
Hal ini pun tidaklah mudah dilakukan sebab membutuhkan konsistensi dan dukungan dari lingkungan kerja yang positif, menurut Ignatius (2019). Dengan begitu, akan tumbuh rasa integritas dalam diri setiap karyawan dan mendorong mereka agar tetap produktif.
Melansir Betterup, setiap orang dapat mendefinisikan integritas sebagai hal yang berbeda. Itulah mengapa konsep ini mungkin terlihat cukup samar. Meski begitu, karyawan yang berintegritas biasanya memiliki ciri-ciri khusus.
Pertama, mereka tak takut berterima kasih atas bantuan orang lain. Kemudian, mereka juga pribadi yang sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan serta menjadikan hal itu sebagai jembatan untuk memahami orang lain. Ketiga, mereka bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dipilih.
Keempat, orang yang berintegritas juga sangat menghargai diri sendiri dan orang lain tanpa membedakan status sosial mereka. Terakhir, mereka juga senang membantu orang lain di waktu yang tepat tanpa harus mengorbankan diri sendiri.
Kelima sikap tersebut pun bukan diciptakan saat kita lahir, melainkan dapat ditumbuhkan melalui usaha dan komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Meskipun memang, pola asuh dari orangtua turut berperan membentuk kepribadian ini.
Baca juga: Menjadi Pemimpin Autentik untuk Ciptakan Koneksi
Meski begitu, lima sifat utama ini ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan nilai-nilai yang kita anut tanpa harus merugikan diri sendiri dan orang lain.
Lantas, bagaimana cara Dinda membangun sikap integritas dan mengaplikasikannya?
Dengarkan informasi lengkapnya dalam siniar Obsesif episode “Integritas Bukan Hanya Sekadar Nilai” dengan tautan s.id/ObsesifDindaa.
Dengarkan pula episode lainnya yang tak kalah menarik dan menginspirasi dalam siniar Obsesif di Spotify, Noice, dan juga TipTip (khusus konten LED Talk) melalui tautan berikut tiptip.co/p/ObsesifLEDTalk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.