Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Tukar Ringgit Malaysia Anjlok ke Level Terendah sejak 1998

Kompas.com - 02/11/2023, 13:19 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

"Para pembuat kebijakan menghadapi trade-off antara hambatan ekonomi akibat kenaikan suku bunga atau risiko tidak merespons dan membahayakan stabilitas makro dan ringgit,” kata dia, dilansir dari Free Malaysia Today, Kamis (2/11/2023).

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, Malaysia harus mempertimbangkan mematok mata uang terhadap dollar AS.

Baca juga: BI dan Bank Negara Malaysia Perkuat Penggunaan Rupiah-Ringgit

Kebijakan tersebut pernah ia terapkan pada krisis keuangan Asia pada akhir 1990.

Ringgit merosot hampir 8 persen terhadap dollar AS. Nilai tukar mata uang ini turun menjadi 4,8 per dollar AS pada bulan lalu. Ini merupakan tingkat terlemah sejak Januari 1998 ketika krisis mengguncang pasar keuangan Asia.

Mahathir memproyeksikan, ringgit dapat merosot 5 persen lagi ke rekor terendah, yakni 5 ringgit per dollar AS.

"Bayangkan saja dampaknya terhadap biaya hidup Anda. Mematok mata uang akan membantu mengurangi tekanan harga," imbuh dia, dikutip dari Bloomberg.

Baca juga: Pandangan Sri Mulyani tentang Ekspor-Impor Pakai Rupiah, Ringgit dan Baht

Aset-aset Malaysia menderita tahun ini seiring naiknya suku bunga AS. Itu membuat dana tersedot kembali ke AS. Gubernur Bank Negara Malaysia Abdul Rasheed Ghaffour menjelaskan, para pengambil kebijakan Malaysia memastikan penyesuaian ringgit secara tertib.

“Kami telah berada di pasar, dan jika diperlukan, kami akan terus berada di pasar,” tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com