Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Siap-siap Harga Beras Melambung Jika Panen Telat | Setelah 40 Tahun, RI Bakal Bangun Lagi Industri Pupuk

Kompas.com - 12/11/2023, 08:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

1. Masa Panen Berpotensi Mundur, Harga Beras Bisa Melambung

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi musim panen raya padi akan mundur sekitar dua bulan dari prediksi semula Maret-April menjadi Mei-Juni 2024.

Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat ditemui di kawasan PT Pupuk Kujang Karawang, Jawa Barat, Sabtu (11/11/2023).

"Ya mundur dua bulan. Berarti sekitar bulan Mei ya, April, Mei, Juni gitu ya. Mudah-mudahan hasilnya baik," ujar Arief.

Dia mengungkapkan, kemunduran masa panen ini disebabkan oleh kemunduran musim tanam 1 yang baru dimulai bulan November ini akibat musim kemarau.

"Dengan kemarin ada Agustus, September, Oktober ini kita belum turun hujan, turun hujannya baru akhir November, Desember, jadi panen agak mundur," ucapnya.

Mundurnya masa panen raya ini dapat berpotensi menaikkan harga beras lantaran harga ditentukan oleh supply and demand.

Selengkapnya klik di sini

2. Satgas Bekukan 173 Pinjol Ilegal dan Temukan 129 Konten Pinpri

Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) kembali menemukan dan memblokir ratusan entitas pinjaman online (pinjol) ilegal. Selain itu, Satgas juga masih menemukan ratusan konten pinjaman pribadi (pinpri) yang berpotensi merugikan masyarakat.

Sekretariat Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal Hudiyanto mengatakan, pihaknya telah membloki 173 entitas pinjol ilegal pada periode September-Oktober 2023. Pada waktu yang sama, Satgas juga menemukan 129 konten terkait pinpri.

"Selain memblokir entitas pinjol ilegal dan pinpri, Satgas Pasti juga melakukan pemblokiran nomer rekening, nomer virtual account dan nomer telepon serta whatsapp terduga pelakunya, untuk semakin melindungi masyarakat," ujar dia, dalam keterangannya, Sabtu (11/11/2023).

Dengan perkembangan tersebut, sejak 2017 sampai dengan 31 Okteober 2023, Satgas yang sebelumnya bernama Satgas Waspada Investasi itu telah menghentikan 7.502 entitas keuangan ilegal, yang terdiri dari 1.196 entitas investasi ilegal, 6.055 entitas pinjaman online ilegal/pinpri, dan 251 entitas gadai ilegal.

Selengkapnya klik di sini

3. Jumlah Pesawat Komersial di Asia Tenggara Bakal Mencapai 4.000 Unit pada 2042

Boeing memprediksi jumlah pesawat komersial di Asia Tenggara akan bertambah hampir empat kali lipat hingga mencapai lebih dari 4.000 jet pada 2042. Hal ini membuat Asia Tenggara menjadi salah satu yang terdepan di dunia dalam hal lalu lintas udara dan pertumbuhan armada.

Proyeksi ini dimuat dalam Prospek Pasar Komersial Boeing 2023 (Commercial Market Outlook/CMO), yang merupakan prediksi jangka panjang tahunan perusahaan mengenai kebutuhan pesawat komersial dan layanan.

Dalam proyeksinya, Boeing menyebut selama 2023-2042 pengiriman pesawat terbang komersial ke Asia Tenggara sebanyak 4.225 unit. Rinciannya, 3.390 unit pesawat berlorong tunggal, 770 unit pesawat berbadan lebar, 45 unit pesawat jet regional, dan 20 unit pesawat kargo.

Direktur Pelaksana Boeing Commercial Marketing untuk Asia Pasifik Dave Schulte mengatakan, Asia Tenggara akan menjadi pasar pesawat berlorong tunggal yang paling cepat tumbuh di dunia sepanjang periode perkiraan 20 tahun ke depan. Hal ini seiring maskapai penerbangan bertarif rendah (low cost carrier/LCC) yang kini menjadi model bisnis dominan dan terus melebarkan jaringannya di seluruh wilayah.

Selengkapnya klik di sini

4. Penumpang KRL Bakal Bisa Cek Kepadatan Gerbong Kereta lewat Aplikasi Google Maps

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter akan memungkinkan penumpang KRL untuk mengetahui kepadatan gerbong rangkaian kereta melalui aplikasi.

Direktur Utama KCI Asdo Artriviyanto mengatakan, untuk merealisasikan hal tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Google Asia Tenggara. Lewat kolaborasi itu, KCI dan Google akan memberikan berbagai informasi terkait operasional KRL lewat aplikasi Google Maps.

"Di hari ulang tahun kami ke-15, September lalu, kita launching hasil kerja sama dengan Google Asia Tenggara, kita akan memberikan layanan melalui Google Maps," ujar dia, dalam wawancara khusus Ngobrol Boss Kompas.com, dikutip Sabtu (11/11/2023).

Asdo menjelaskan, informasi yang akan ditampilkan nantinya mencakup dari informasi terkait rute beserta moda transportasi yang dapat diakses menuju stasiun KRL.

Selengkapnya klik di sini

5. Indonesia Bakal Bangun Lagi Industri Pupuk, Pertama Setelah 40 Tahun

PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) akan membangun pabrik pupuk urea di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, pembangunan pabrik pupuk ini akan dimulai pada 24 November 2023 ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kita akan bangun pabrik satu lagi di Papua Barat insya Allah akan diresmikan groundbreaking oleh Presiden tanggal 24 November 2023," ujarnya di kawasan PT Pupuk Kujang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu (11/11/2023).

Dia menyebut, pembangunan pabrik ini merupakan pertama kalinya sejak 40 tahun tidak ada pembangunan industri pupuk di Indonesia. Terakhir, Indonesia membangun satu klaster pabrik pupuk pada 1982.

"Mohon doanya. Ini setelah lebih dari 40 tahun tidak ada pembangunan industri pupuk baru, kita akan mulai tahun ini membangun klaster baru di Papua Barat," ungkapnya.

Selengkapnya klik di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com