Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aris Marfai
Kepala Badan Informasi Geospasial

Professor Geografi

Potensi Bisnis Layanan Berbasis Lokasi

Kompas.com - 13/11/2023, 13:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA era modern, data merupakan jenis sumber daya sangat strategis. Data dalam skala besar, baik cakupan, kualitas, detail, maupun frekuensinya yang biasa disebut dengan big data mempunyai nilai yang tidak kalah dibandingkan dengan sumber daya minyak dan gas.

Termasuk dalam big data adalah data spasial, data hasil teknologi geospasial yang menyajikan suatu informasi tertentu di suatu lokasi, suatu tempat, suatu area, menggunakan sistem referensi dan koordinat.

Bisnis terkait pemanfaatan data spasial atau yang disebut bisnis layanan berbasis lokasi, saat ini berkembang sangat pesat dengan bantuan internet dan artificial inteligence.

Bisnis ini memanfaatkan teknologi dan informasi lokasi untuk menyediakan layanan atau produk kepada pengguna berdasarkan lokasi geografis.

Perkembangan bisnis berbasis data spasial pada masa depan masih sangat menjanjikan, pasarnya sangat besar.

Menurut riset Modor Intelligence, rata-rata pertumbuhan bisnis ini mencapai lebih dari 24 persen dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, dengan nilai hingga 50 miliar dollar AS Tahun 2023 dan diprediksikan akan mencapai lebih dari 120 miliar dollar AS pada 2028.

Pasar terbesar ada di kawasan Amerika Utara dan pertumbuhan tercepat ada di kawasan Asia-Pasifik, di mana di dalamnya termasuk Indonesia.

Pertumbuhan besar di Asia Pasifik dipengaruhi segmentasi pasar berupa barang konsumen yang bergerak cepat (Fast-Moving Consumer Goods) dan E-commerce, retail, kesehatan, IT dan telekomunikasi, transportasi, gas dan minyak bumi dan industri lain.

Hal ini didukung dengan faktor pendorong yang besar, berupa adanya kebutuhan untuk geo-based marketing yang semakin tinggi, perkembangan teknologi, khususnya ultra wide band dan bluetooth low energy untuk layanan indoor, dan munculnya pemanfaatan baru untuk layanan berbasis lokasi karena penggunaan media sosial dan aplikasi berbasis lokasi yang semakin meningkat.

Sebagai contoh, aplikasi pemetaan dan navigasi serta turunannya saat ini berkembang dengan sangat cepat.

Google Maps menggunakan informasi lokasi untuk memberikan petunjuk arah, estimasi waktu tempuh, pilihan rute, analisis lokasi, analisis jaringan, dan informasi lainnya kepada pengguna.

Google Maps diluncurkan pada 2004 memiliki cakupan penggunaan yang luas. Cakupan pelayanannya termasuk dalam bidang sains dan pendidikan, makanan dan minuman, komputer elektronik dan teknologi, perjalanan dan pariwisata dan 20 kategori lainnya.

Pendapatan Google Maps, baik dari pencarian lokal desktop dan seluler diperkirakan berjumlah lebih dari 11 miliar dollar AS pada 2023.

Saat ini lebih dari 160 negara menggunakan Google, termasuk negara-negara besar seperti Jerman, UK, dan USA.

Beberapa negara lain menggunakan teknologi informasi dan pemetaan yang dikembangkan sendiri, seperti contohnya Tiongkok dengan teknologi Baidu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com