Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat Transaksi Pembayaran Bisa Masuk Penilaian Skor Kredit

Kompas.com - 21/11/2023, 21:48 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Riwayat transaksi di sistem pembayaran (payment story) bisa menjadi salah satu instrumen yang digunakan untuk menilai skor kredit seseorang.

Direktur Information Technology PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) Hendra Rahardja mengatakan, sebenarnya riwayat transaksi di sistem pembayaran belum menjamin seseorang bisa mengembalikan kredit yang diberikan.

"Belum menjamin orang yang misalnya konsumtif di e-commerce nanti kalau pinjam uang pasti oke (kreditnya)," kata dia saat ditemui dalam Launching Hasil Riset Exploring Payments in Indonesia, Selasa (21/11/2023).

Baca juga: Permintaan Melemah, Pertumbuhan Kredit Diprediksi Melambat pada Oktober 2023

Direktur Information Technology PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) Hendra Rahardja dalam Launching Hasil Riset Exploring Payments in Indonesia, Selasa (21/11/2023).KOMPAS.com/ AGUSTINUS RANGGA RESPATI Direktur Information Technology PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) Hendra Rahardja dalam Launching Hasil Riset Exploring Payments in Indonesia, Selasa (21/11/2023).
Ia menambahkan, pihaknya memiliki kumpulan indikator untuk menentukan skor kredit seseorang sebelum menyalurkan pinjaman.

Salah satunya adalah dengan mengecek data calon nasabah ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Hendra mencontohkan, biasanya pada saat pertama mengambil kredit, indikator skor kelayakan tersebut akan ketat, tetapi biasanya hal itu akan lebih mudah pada pengajuan kredit selanjutnya.

"Seperti waktu pertama mengajukan kartu kredit pasti sulit, tapi setelah punya malah berbondong-bondong limitnya tambah-tambah," imbuh dia.

Baca juga: OJK Bakal Terbitkan Aturan Baru soal Asuransi Kredit, Ini Bocorannya

Riwayat transaksi di sistem pembayaran pada umumnya menjadi salah satu bagian dari penilaian kelayakan kredit seseorang.

Dalam kesempata tersebut, Emerging Payments Association Asia (EPAA) didukung oleh Bank Sampoerna meluncurkan laporan bertajuk Menjelajahi Pembayaran di Indonesia: Tinjauan atas Industri (Exploring Payments in Indonesia: An Industry Outlook).

 

Ilustrasi kredit, kredit perbankan.SHUTTERSTOCK/CREATE JOBS 51 Ilustrasi kredit, kredit perbankan.
Laporan ini berisi pemahaman mendalam mengenai perspektif dan wawasan yang membentuk industri pembayaran di Indonesia.

Laporan ini juga memberikan wawasan mengenai tantangan, peluang, dan arah masa depan dari sektor ini.

Baca juga: Daftar 10 Pinjol dengan Penyaluran Kredit Terbesar

CEO EPAA Camilla Bullock percaya Indonesia adalah salah satu pemain utama dalam pengembangan sistem pembayaran di Asia Tenggara.

"EPAA percaya bahwa Indonesia adalah Macan Pembayaran baru di Asia Tenggara," ungkap dia.

Menurut dia, dengan ekosistem fintech yang dinamis, lingkungan peraturan yang mendukung, landasan perbankan dan keuangan yang stabil, serta potensi dalam melayani masyarakat yang belum meperoleh layanan perbankan, pertumbuhan eksponensial akan segera terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com