Sementara itu, dengan penyelesaian proyek konstruksi bertahun-tahun di Jawa dan Sumatera serta pembangunan IKN di Kalimantan, prospek investasi diproyeksikan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, di beberapa wilayah, resiliensi ekonomi domestik pada 2023 diproyeksikan tetap kuat, didorong oleh permintaan domestik di tengah perlambatan kinerja eksternal.
Selain itu, prospek ekonomi di seluruh wilayah didukung oleh akselerasi ekonomi digital dan keuangan yang tetap kuat.
Menurut sektor ekonomi, di tengah penurunan permintaan global, prospek pertumbuhan untuk keseluruhan 2023 lebih ditopang oleh permintaan domestik.
Prospek kinerja sektor Industri Pengolahan, Pertanian, dan Konstruksi di berbagai wilayah didorong oleh peningkatan permintaan domestik.
Produksi batu bara di Sumatera dan Kalimantan, serta tembaga di Balinusra dan Sulampua, diproyeksikan tetap kuat hingga akhir 2023, didorong oleh peningkatan permintaan India.
Meskipun demikian, mengingat kemungkinan penurunan permintaan Tiongkok, produksi nikel diproyeksikan tetap tertahan.
Mengingat normalisasi pertumbuhan setelah pertumbuhan yang luar biasa pada tahun sebelumnya, prospek sektor Transportasi dan Pergudangan diproyeksikan tetap kuat.
Kemungkinan perlambatan ekonomi global yang lebih dalam, kenaikan harga komoditas energi dan pangan, dan peningkatan ketegangan geopolitik adalah beberapa risiko global yang perlu diperhatikan ke depan.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksikan tetap berada dalam kisaran 4,5–5,3 persen pada 2023.
Inflasi gabungan kota regional pada triwulan III yang tetap terkendali dalam kisaran sasaran didukung oleh pertumbuhan ekonomi daerah yang kuat.
Inflasi berdasar Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional sebesar 2,28 persen (yoy) pada triwulan III 2023, menurun dari 3,52 persen (yoy) pada triwulan II 2023, sehingga mendukung IHK tetap berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2023 sebesar 3,0 persen ± 1 persen.
Secara spasial, tekanan inflasi menurun di seluruh wilayah selama periode laporan. Ini dipengaruhi terutama oleh inflasi inti dan administered price yang sejalan dengan permintaan yang terkelola, ekspektasi inflasi yang terjaga, dan efek dasar setelah penyesuaian harga BBM bersubsidi pada September 2022.
Sementara itu, inflasi kelompok Volatile Food (VF) meningkat, terutama di gabungan kota IHK di wilayah Sumatera, Balinusra, dan Jawa.
Ini disebabkan oleh penurunan pasokan komoditas pangan yang berkelanjutan yang disebabkan oleh faktor cuaca dan kesinambungan pasokan antarwaktu.
Meskipun kebijakan moneter Bank Indonesia konsisten dan kebijakan pemerintah yang kuat bekerja sama untuk mengendalikan inflasi, respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang pre-emptive dan forward looking secara konsisten mendukung pengendalian inflasi yang stabil dalam rentang sasaran.
Untuk mengendalikan inflasi VF, Bank Indonesia, bersama pemerintah (pusat dan daerah), dan mitra strategis dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), harus terus berkomitmen dan meningkatkan upaya pengendalian inflasi melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) guna menuju arah Indonesia yang lebih maju.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.