Kedua, faktor pendorong lainnya yakni jelang akhir tahun yang biasanya secara siklikal terjadi peningkatan permintaan barang, termasuk belanja via e-commerce, yang berimbas pada ramainya perputaran bisnis di sektor ini.
Ketiga, ialah momen pemilihan umum (Pemilu) 2024 baik Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif ang akan dihelat 14 Februari 2024 maupun pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan digelar 27 November 2024.
Tren pesta demokrasi biasanya mampu memberikan berkah di sektor logistik.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Logistik E-commerce (APLE), Sonny Harsono, menambahkan pemulihan ekonomi setelah Indonesia dan dunia dilanda Covid-19 sejak Maret 2020 juga salah satu daya dorong sektor logistik nasional.
Baca juga: Memperkuat Bisnis UMKM Logistik dengan Pengelolaan Catatan Keuangan
Dengan pemulihan ini, akan menjadi pemantik laju logistik yang terutama ditopang bisnis e-commerce. Dia menilai, peran e-commerce terhadap perekonomian dalam negeri sangat besar, apalagi di tengah tren perubahan perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keseharian.
Perubahan ini secara langsung memicu lahirnya banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan platform online.
Kementerian Perdagangan bahkan memprediksi perdagangan online baik B2B (business-to-business) maupun B2C (business-to-consumer) lokapasar di tahun 2030 bisa menyumbang nilai tertinggi dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia, yaitu Rp 1.908 triliun.
Di sisi lain, sentimen kolaborasi bisnis antara TikTok dan Tokopedia yang menghadirkan kembali TikTok Shop juga akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi digital Indonesia.
Baca juga: UMKM Bisa Perluas Distribusi Penjualan dengan Ekosistem Logistik
“Kembalinya Tiktok Shop tentunya membuat seller-seller lama dapat berjualan kembali. Karena tidak semua seller itu ketika Tiktok shop ditutup dapat berhasil di platform e-commerce lain," tutur Sonny.