Kolom Biz
Dradjad H Wibowo
Ekonom

Ekonom, Lektor Kepala Perbanas Institute, Ketua Pembina Sustainable Development Indonesia (SDI), Ketua Pendiri IFCC, dan Ketua Dewan Pakar PAN.

Hilirisasi Digital Bukan Semata Digitalisasi: Belajar dari Kesalahan Hilirisasi Migas

Kompas.com - 29/12/2023, 20:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Contoh lain, perbankan merupakan salah satu DEdI. Perbankan banyak memakai produk ekonomi digital sebagai bahan baku/antara.

Ketika sebuah bank mengembangkan mobile banking, itu adalah digitalisasi. Namun, ketika bank itu mempekerjakan ilmuwan data yang menambang, mengolah, dan menganalisis data dari mobile banking, itu hilirisasi digital.

Produk hilirisasi digital di sektor perbankan tersebut dapat berupa input strategis bagi direksi, dapat juga berupa produk perbankan baru.

Produk baru ini bisa menjadi bahan baku (baca: pembiayaan) bagi semua sektor maupun konsumen. Terjadilah penciptaan nilai tambah yang sangat tinggi.

Itu baru dari perbankan. Belum lagi DEdI lainnya seperti industri mobil pintar, telepon pintar dan sebagainya.

Contoh di sektor publik, e-government seperti pelayanan pajak adalah digitalisasi.

Namun, ketika Ditjen Pajak menambang data dari dua produk saja, misalnya dari kode ISIC 843 dan 8434 sebagaimana tertera di Tabel 2, terjadilah hilirisasi digital yang menghasilkan sumber penerimaan baru. Dananya masuk APBN, sehingga tercipta nilai tambah berlipat melalui belanja negara.

Contoh lain sangat banyak. Digitalisasi pada sektor pendidikan, kesehatan, pariwisata, pertanian, perdagangan, dan keuangan akan menghasilkan produk ekonomi digital yang sangat bisa dihilirisasi.

Ibu Kota Nusantara (IKN) yang didesain sebagai kota hijau, pintar, dan terdigitalisasi adalah kesempatan hilirisasi digital yang sangat besar.

Karena, banyak sekali produk ekonomi digital yang bisa dinaikkan nilai tambahnya di IKN, seperti misalnya produk berkode induk ISIC 831 (lihat Tabel 2).

Penutup

Bagi orang awam, data yang dihasilkan dari digitalisasi, seperti data mobile banking, hanyalah kode biner bernilai 0 atau 1 tanpa nilai tambah. Hanya barang tidak berwujud.

Tapi tidak demikian bagi pemimpin publik/korporasi, praktisi, dan ilmuwan yang visioner.

Data adalah bahan baku atau bahan antara bagi penciptaan nilai tambah yang jauh lebih tinggi di sektor hilir ekonomi digital. Demikian juga dengan produk lain ekonomi digital, seperti jasa-jasa.

Tapi memang, kita perlu sumber daya manusia yang cerdas dan kreatif. Yang mampu melihat dan mengolah potensi nilai tambah dari produk ekonomi digital tersebut.

Selain tentunya, kita pun perlu infrastruktur dan ekosistem yang kokoh dan kondusif bagi majunya digitalisasi, ekonomi digital, dan hilirisasi digital.

Jangan sampai kita mengulang pengalaman pahit sektor migas.

 

*Penulis juga adalah Dewan Pakar Prabowo-Gibran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com