Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpanan Nasabah Tajir di Perbankan Tumbuh pada Tahun 2023

Kompas.com - 07/01/2024, 21:50 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Simpanan dana nasabah tajir di perbankan menunjukkan tren positif di sepanjang tahun 2023 seiring dengan tren suku bunga yang tinggi.

Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per November 2023 mencatat simpanan dengan tiering nomimal di atas Rp 5 miliar naik 1,6 persen secara tahunan atau year on year (YoY) dengan total simpanan sebesar Rp 4.369 triliun.

Pada periode yang sama, jumlah rekening deposito nasabah tajir di perbankan juga mengalami peningkatan, yakni tercatat sebanyak 135.147 rekening per November 2023, atau naik sekitar 4,8 persen YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Profil Sukanto Tanoto, Taipan RI yang Beli Hotel Mewah di Shanghai

Sejumlah perbankan juga membenarkan adanya kenaikan tersebut didorong oleh tingginya suku bunga acuan atau era bunga tinggi di sepanjang tahun 2023.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) misalnya, yang mencatatkan tren simpanan dana nasabah tajir meningkat sepanjang tahun 2023 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kepala Divisi Wealth Management BTN Frengky Rosadrian mengatakan, pertumbuhan simpanan nasabah tajir terutama didominasi dari segmen rekening dengan saldo di atas Rp 10 miliar dengan persentase pertumbuhan sebesar 14,71 persen YoY.

Sementara itu untuk segmen simpanan deposito didominasi rekening dengan saldo Rp 50 juta sampai dengan Rp 5 miliar yang pertumbuhan mencapai 6,61 persen YoY.

Baca juga: Freeport Buka Lowongan Kerja hingga 11 Januari 2024, Simak Persyaratannya

"Produk yang saat ini paling diminati nasabah adalah deposito dengan jangka waktu 3 bulan," kata Frengky kepada Kontan, Sabtu (6/1/2023).

Frengky menyebut pihaknya memproyeksikan ke depannya pertumbuhan deposito BTN terutama akan terjadi di segmen simpanan deposito dengan total himpunan dana diperkirakan bisa tembus hingga Rp 10 triliun, dimana pertumbuhan deposito di atas Rp 5 miliar diproyeksikan akan menyentuh angka Rp 4 triliun

Senada, PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) juga mencatatkan tren yang positif untuk himpunan simpanan nasabah tajir di sepanjang tahun 2023.

Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi mengatakan peningkatan simpanan nasabah tajir di atas Rp5 miliar mengalami peningkatan sebesar 5,2 persen YoY yang mana sebagian besar berjangka waktu/tenor 1 dan 3 bulan.

Baca juga: PGN Salurkan Gas Alam Cair ke Smelter di Sulawesi Tenggara

"Kami melihat naiknya suku bunga simpanan di tahun 2023 telah meningkatkan minat masyarakat untuk menyimpan dananya khususnya dalam instrumen deposito," kata dia kepada Kontan.

Ruddy juga bilang ke depannya seiring dengan proyeksi suku bunga yang sudah mencapai peak bahkan berpeluang melandai di semester kedua, para nasabah khususnya di segmen high networth akan cermat dalam mencari alternatif instrumen agar dananya lebih produktif.

Dia juga merinci selain deposito, nasabah tajir juga menyimpan dananya di berbagai alternatif produk investasi yang ditawarkan bank seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) atau produk-produk wealth management seperti reksadana.

"Bahkan untuk produk equity, nasabah dapat berinvestasi dalam instrumen saham melalui anak usaha kami BJB sekuritas," kata dia. (Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Suku Bunga Tinggi, Simpanan Nasabah Tajir di Perbankan Menggendut pada Tahun 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com