Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengawali Sesi Perdagangan, IHSG dan Rupiah Melemah

Kompas.com - 10/01/2024, 09:25 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (10/1/2024). Demikian juga dengan mata uang Garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.04 WIB, IHSG berada pada level 7.196,15 atau turun 0,06 persen (4 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.200,2.

Sebanyak 216 saham melaju di zona hijau dan 173 saham di zona merah. Sedangkan 222 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,5 triliun dengan volume 3,2 juta saham.

Baca juga: Wall Street Bervariasi, Saham Nvidia Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang mengalami pelemahan. Sentimen eksternal yang membayangi pasar muncul dari ketegangan antara China dan Taiwan.

“Bertambah lagi satu ketidakpastian dimana ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan akan menjadi sorotan. Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.150- 7.215,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Bursa Asia pada awal perdagangan bergerak pada teritori negatif. Strait Times melemah 0,73 persen (23,5 poin) pada posisi 3.174,62, Shanghai Komposit turun 0,55 persen ke posisi 2.15,7, dan Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,03 persen ke posisi 16.185,62. Sementara itu, Nikkei naik 1,7 persen (590,3 poin) pada level 34.351,5.

Baca juga: 3 Tips Beli Saham IPO agar Tidak Boncos

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.11 WIB rupiah berada pada level Rp 15.546 per dollar AS, atau turun 26 poin (0,17 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.520 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, hari ini rupiah masih berkonsolidasi terhadap dollar AS. Pasar masih menunggu data inflasi konsumen AS yang akan dirilis Kamis malam.

Dia bilang data inflasi ini akan mengonfirmasi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan the Fed. Bila menunjukkan inflasi kembali meningkat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, ekspektasi pasar tersebut akan menurun dan dollar AS bisa menguat lagi dan sebaliknya.

Baca juga: IHSG Anjlok 1,14 Persen, Saham-saham Prajogo Pangestu Terjun Bebas

“Dollar AS masih memperlihatkan penguatannya terhadap nilai tukar lainnya pada perdagangan kemarin. Rupiah hari ini berpotensi melemah ke arah Rp 15.540 per dollar AS, sementara potensi penguatan ke arah Rp 15.500 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston mengatakan, penguatan dollar AS terjadi sejak awal tahun yang didukung oleh membaiknya data tenaga kerja dan manufaktur AS. Membaiknya data-data tersebut membuat ekspektasi pelaku pasar bahwa pemangkasan akan segera terjadi, sedikit menurun.

Di sisi lain, indeks dollar AS masih bergerak di atas level 102. Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun masih berada di atas level 4 persen.

Baca juga: Saham Boeing Ambles Imbas Insiden Alaska Airlines

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com