NEWYORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia naik sekitar 2 persen pada akhir perdagangan Selasa (9/1/2024) waktu setempat atau Rabu (10/1/2024) pagi WIB, setelah sempat jatuh lebih dari 4 persen pada perdagangan sebelumnya.
Kenaikan harga dipengaruhi kondisi pasar yang menimbang dampak ketegangan Timur Tengah terhadap permintaan dan meningkatnya suplai minyak mentah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent naik 1,93 persen atau 1,47 dollar AS ke level 77,59 dollar AS per barrel. Sementara minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,08 persen atau 1,47 dollar AS ke level 72,24 dollar AS per barrel.
Baca juga: Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya
Para analis menilai, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan penghentian pasokan yang sedang berlangsung di Libya memberikan dukungan terhadap harga minyak mentah.
"Di sisi pasokan, ada beberapa faktor bullish (menguat), seperti penutupan ladang minyak terbesar di Libya, yang telah mempengaruhi sekitar 0,3 juta barrel per hari produksi minyak," ujar Suvro Sarkar, Pimpinan Tim Sektor Energi DBS Bank.
Selain itu, lanjutnya, beberapa perusahaan pelayaran besar masih menghindari Laut Merah. Salah satunya, Hapag-Lloyd Jerman akan terus mengalihkan kapal di sekitar Tanjung Harapan setelah adanya serangan-serangan maritim oleh militan Houthi Yaman.
Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 10 Januari 2024
Mengenai perang di Gaza, militer Israel mengatakan perang melawan Hamas akan terus berlanjut hingga 2024. Kondisi tersebut mengkhawatirkan pasar bahwa konflik ini dapat berkembang menjadi krisis regional yang dapat mengganggu pasokan minyak Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada para pemimpin Israel, bahwa masih ada peluang untuk mendapatkan penerimaan dari negara-negara tetangga Arab mereka jika mereka menciptakan jalan yang layak menuju negara Palestina.
Kini pasar pun sedang menunggu data persediaan minyak Amerika Serikat (AS) dari kelompok industri American Petroleum Institute yang dirilis pekan ini.
Selain itu, tengah menanti pula data inflasi AS pada pekan ini yang dapat memberikan petunjuk baru mengenai kebijakan ekonomi ke depannya yang dapat mempengaruhi permintaan minyak.
Baca juga: Penyaluran Utang Pinjol Tumbuh Pesat, Hampir Tembus Rp 60 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.