Ia menambahkan, AFPI percaya dan mendukung, kepatuhan terhadap regulasi merupakan aspek krusial dalam menjaga kepercayaan publik, stabilitas pasar, dan perlindungan konsumen.
Di sisi lain Entjik optimistis, implementasi peraturan baru oleh para anggotanya akan terjadi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Selengkapnya klik di sini.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, harga beras saat ini sudah mulai stabil namun cenderung tinggi.
“Harga beras itu stabil tapi masih relatif tinggi. Mengapa belum berhasil? Karena kondisi dan situasinya berat,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (11/1/2023).
Bayu memaparkan ada 3 faktor penyebab terus menanjaknya harga beras. Pertama karena produksi gabah dalam negeri masih belum pulih.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, pada bulan Januari- Februari 2024, stok gabah di Tanah Air masih dalam defisit yang besar.
" Ini karena karena sebagian dari wilayah Jawa masa tanamnya mundur sehingga panennya mundur,” kata Bayu.
Faktor kedua adalah karena biaya input produksi yang masih mahal seperti biaya pupuk. Kemudian faktor yang ketiga karena negara-negara penghasil beras terbesar memiliki berbagai kebijakan yang membuat pasar global ikut terimbas untuk menaikan harga.
Selengkapnya klik di sini.
PT KAI Commuter (KCI) tengah melakukan penjajakan dengan 5 perusahaan manufaktur kereta api untuk mengimpor 3 KRL baru untuk memenuhi kebutuhan armada tahun ini. Pasalnya, tahun ini KCI akan melakukan retrofit 4 KRL lama ke PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.
Direktur Utama PT KAI Commuter Indonesia Asdo Artriviyanto mengatakan, ada 5 perusahaan manufaktur yang produk KRLnya sesuai dengan prasarana di Indonesia.
Adapun 5 perusahaan manufaktur tersebut berasal dari beberapa negara, salah satunya Jepang. Nantinya KCI hanya akan mengimpor dari salah satu perusahaan tersebut.
"Kita ada 5 manufaktur yang sudah kita lihat spesifikasinya itu kurang lebih bisa masuk prasarana di Indonesia," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Pusat KCI, Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Selengkapnya klik di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.