“Yang awalnya target 90 pesen, kami khawatir target itu tidak tercapai sehingga target kami untuk okupansi di 2024 stagnan di 80 persen. Setelah diskusi ternyata masalahnya karena ada pembatasan impor ilegal. Barang-barang peritel yang tadinya mau mengisi mal-mal itu jadi tertunda karena barang mereka banyak yang tertahan karena pengetatan impor itu,” jelas Alphonzus.
Dia menilai aturan pengetatan produk impor itu kurang efektif untuk melindungi produk lokal.
Baca juga: Kala Mal Blok M Plaza Bangkit dari Mati Suri, Usai Terkoneksi MRT...
“Mau dibikin aturan seberapapun, kalau impor resminya dibendung, ditahan dan dibatasi tapi impor ilegalnya tidak dibatasi otomatis itu bisa membuat produk impor ilegal juga masuk kan. Aturan itu memang kurang tepat buat menekan impor ilegal,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.