Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APPBI Sebut Akan Dibuka 4 Mal Baru di Jabodetabek Sebelum Lebaran 2024

Kompas.com - 18/01/2024, 19:30 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan, ada sebanyak tiga hingga empat mal di Jabodetabek yang akan dibuka sebelum Lebaran 2024. 

Dia bilang rencana pembukaan mal itu sudah dipersiapkan sejak awal tahun 2023 kemarin. Sayangnya Alphonzus masih pelit bicara ihwal nama-nama mal apa saja yang dia maksud hingga siapa pemiliknya 

“Kami melihat akan banyak mal yang buka. Sebelum Lebaran ini saja di Jabodetabek saja mau buka 3 sampai 4 mal,” ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (18/1/2024). 

Baca juga: Curhat Asosiasi Perusahaan Kosmetik, Produk Lokal Susah Masuk Mal-mal Besar

Ilustrasi belanja, promo belanja. FREPIK/RAWPIXEL.COM Ilustrasi belanja, promo belanja.

Lebih lanjut Alphonzus mengatakan, meskipun rencana pembukaan mal baru itu dilakukan, dia memprediksi tingkat okupansi atau jumlah ritel yang membuka usahanya di mal turun jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. 

Tercatat jumlah peritel yang membuka tokonya sebelum pandemi Covid-19 bisa mencapai sekitar 900 sampai 1.000 toko per tahun.

Bahkan APPBI sendiri merevisi target okupansi mal untuk 2024, semula 90 persen menjadi 80 persen. 

Dia menjelaskan, revisi target itu dilakukan lantaran pemerintah merevisi kebijakan dan pengaturan impor ilegal yang membuat produk-produk ritel masuk ke Tanah Air menjadi diperketat. 

Baca juga: “Nilai” yang Dicari Pengunjung Ketika Menikmati Mal

Adapun aturan itu tertuang dalam revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 25 Tahun 2022 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor dengan mengubah pengaturan tata niaga impor dari post border menjadi border untuk 8 komoditas.

Dengan adanya pengetatan masuknya barang impor itu pun membuat banyak peritel yang mengeluh produk-produknya tertahan di luar negeri. 

“Yang awalnya target 90 pesen, kami khawatir target itu tidak tercapai sehingga target kami untuk okupansi di 2024 stagnan di 80 persen. Setelah diskusi ternyata masalahnya karena ada pembatasan impor ilegal. Barang-barang peritel yang tadinya mau mengisi mal-mal itu jadi tertunda karena barang mereka banyak yang tertahan karena pengetatan impor itu,” jelas Alphonzus.

Dia menilai aturan pengetatan produk impor itu kurang efektif untuk melindungi produk lokal.

Baca juga: Kala Mal Blok M Plaza Bangkit dari Mati Suri, Usai Terkoneksi MRT...

“Mau dibikin aturan seberapapun, kalau impor resminya dibendung, ditahan dan dibatasi tapi impor ilegalnya tidak dibatasi otomatis itu bisa membuat produk impor ilegal juga masuk kan. Aturan itu memang kurang tepat buat menekan impor ilegal,” pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com