Oleh: Frangky Selamat*
SEJUMLAH mal yang masih sepi pengunjung ketika roda ekonomi mulai kembali berputar mengundang banyak tanya.
Jauh sebelum pandemi melanda dunia, berbagai pusat belanja memang sudah sepi pengunjung. Maraknya e-dagang disebut-sebut menjadi salah satu penyebab.
Pengamat ritel mengemukakan pusat belanja yang hanya menawarkan fungsi belanja saja, diperkirakan tidak akan bertahan lama. Ditinggal pengunjung hingga akhirnya tutup sendiri.
Akademisi pemasaran selalu menyarankan agar pengelola mal memahami perubahan perilaku pengunjung.
Kemudian mencoba beradaptasi agar dapat memenuhi keinginan konsumen yang telah berubah. Namun tidak mudah juga untuk mengetahui keinginan tersebut.
Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui harapan pengunjung ketika mendatangi mal. Studi tersebut menyimpulkan setidaknya terdapat delapan “nilai” atau “value” yang dicari pengunjung (El-Adly & Eid, 2015).
Nilai merupakan benefit bagi konsumen yang semestinya melebihi “biaya” ketika berkunjung ke mal. Biaya adalah segala upaya yang dikeluarkan konsumen untuk memperoleh benefit dari produk atau jasa yang dikonsumsi.
Apa nilai yang pengunjung cari?
Pertama, pengunjung mencari nilai hedonis (hedonic value). Nilai hedonis adalah kesenangan pengunjung ketika berbelanja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.