Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Udin Suchaini
ASN di Badan Pusat Statistik

Praktisi Statistik Bidang Pembangunan Desa

Antisipasi Kecolongan Harga Beras

Kompas.com - 06/02/2024, 06:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Peningkatan harga beras tertinggi terjadi di level penggilingan seiring dengan terbatasnya suplai gabah.

Harga gabah seakan mengalami konvergensi baru, karena penggilingan menerima kenaikan harga beli dari gabah petani setidaknya dalam setahun terakhir.

Rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 6.925 per kg dan di tingkat penggilingan Rp 7.069 per kg. Sementara harga GKG di tingkat petani Rp 8.095 per kg dan di tingkat penggilingan Rp 8.207 per kg.

Pergerakan harga beras diteruskan di tingkat grosir, naik sebesar 16,66 persen dibanding tahun lalu. Kenaikan ini berlanjut pada peningkatan harga beras eceran sebesar 16,24 persen berpotensi semakin naik karena dipengaruhi peningkatan permintaan.

Jangka pendek

Dalam jangka pendek, ada kebijakan yang selalu berulang, operasi pasar dan impor. Sayangnya, meski keduanya ditempuh, dampaknya tak terasa ampuh.

Kesuksesan kebijakan ini tergantung tiga hal, ketepatan waktu, distribusi, dan jenis beras yang dikonsumsi. Jika ketiganya tidak terjadi, maka dalam jangka pendek harga beras tetap naik seakan tak terantisipasi.

Sebagai gambaran, pemerintah telah melakukan operasi pasar setiap minggu demi menjaga laporan perkembangan harga mingguan oleh Kementerian Dalam Negeri.

Tetap saja, kenaikan harga beras tak mampu diantisipasi karena harga gabah dari petani sudah terlanjur tinggi.

Sementara, impor beras tahun 2023 sebagai yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir, namun harga beras tetap naik seakan tak terkendali.

Sebagai gambaran, impor beras 2023 sebesar 3,06 juta ton meningkat 613,61 Persen dari tahun sebelumnya. Impor paling banyak dari Thailand 1,4 juta ton atau mencakup 45,12 persen dari total impor beras; diikuti Vietnam sebesar 1,1 juta ton atau 37,47 persen dari total impor beras sepanjang 2023.

Jangka panjang

Dalam jangka panjang, pemerintah perlu mengubah orientasi kebijakan berbasis peningkatan produksi beras dan kesejahteraan petani.

Peningkatan produksi demi menjaga supply beras dalam negeri, sementara menjaga kesejahteraan petani untuk menahan ongkos produksi yang saat ini sangat tinggi.

Pertama, memperluas lahan pertanian baru. Sebagai gambaran, hasil sensus pertanian 2003, luas lahan pertanian mencapai 14.139.895 ha dan hanya tersisa 8.685.888,7 ha pada 2013.

Parahnya, luas lahan pertanian yang semakin menurun di tengah larangan konversi tegas dengan sanksi berat tertuang dalam UU No. 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Sehingga, peningkatan produktivitas tak berdampak signifikan, jika lahan pertanian terus menyusut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com