Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Perak Diramal Capai Level Tertinggi dalam 10 Tahun

Kompas.com - 07/02/2024, 11:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga perak diperkirakan akan akan mencapai level tertinggi dalam 10 tahun. Tahun 2024 dinilai bisa menjadi tahun yang penting bagi perak, dengan harga yang berpotensi mencapai level tertinggi dalam satu dekade.

Silver Institute memperkirakan, permintaan perak global akan mencapai 1,2 miliar ons pada 2024, yang akan menandai rekor tertinggi kedua.

“Penyerapan industri yang lebih kuat merupakan katalis utama bagi meningkatnya permintaan global terhadap logam putih, dan sektor ini akan mencapai titik tertinggi baru pada tahun ini,” kata Direktur Eksekutif Silver Institute Michael DiRienzo mengutip CNBC.

Perak digunakan terutama untuk keperluan industri dan umumnya digunakan dalam pembuatan mobil, panel surya, perhiasan dan elektronik.

Baca juga: UBS Perkirakan Harga Emas dan Perak Bakal Melesat pada 2024

“Kami pikir perak akan mengalami tahun yang hebat, terutama dalam hal permintaan,” lanjut DiRienzo.

Dia memperkirakan harga perak akan mencapai 30 dollar AS per ounce, yang merupakan harga tertinggi dalam 10 tahun. Perak, sebelumnya diperdagangkan pada kirsaran harga 22,4 dollar AS per ounce, terakhir mencapai 30 dollar AS pada Februari 2013.

Lembaga ini memperkirakan adanya peningkatan permintaan barang-barang perak sebesar 9 persen dan peningkatan permintaan perhiasan sebesar 6 persen pada tahun ini, di mana India diperkirakan akan mendorong lonjakan pembelian perhiasan.

Proyeksi pemulihan pada barang elektronik konsumen juga siap memberikan dorongan tambahan pada pasar perak. Meskipun demikian, lembaga ini mencatat bahwa dalam jangka pendek, perlambatan ekonomi China dan menurunnya peluang penurunan suku bunga AS di awal tahun dapat memberikan hambatan bagi investasi institusional perak.

Baca juga: Tembus Pasar Spanyol, Perhiasan Perak dan Mutiara RI Raup Transaksi Potensial Rp 25 Miliar

Namun, keadaan bisa berbalik pada paruh kedua 2024, ketika sebagian besar pengamat pasar yakin Federal Reserve AS akan mulai menurunkan suku bunganya. Harga perak, atau emas, cenderung memiliki hubungan terbalik dengan suku bunga.

Tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengurangi permintaan terhadap perak dan emas karena logam mulia tidak memberikan bunga apa pun, sehingga kurang menarik dibandingkan dengan investasi alternatif seperti obligasi.

Lebih sensitif

Perak mempunyai reputasi buruk sebagai sepupu emas yang lebih murah, namun keduanya memiliki korelasi yang positif dalam hal harga, meskipun sedikit tertinggal.

“Inilah yang biasanya terjadi pada perak. Perak bergerak bersama emas,” kata CEO Wheaton Precious Metals Randy Smallwood.

Karena banyaknya perdagangan perak dalam industri, kinerjanya sangat bergantung pada kesehatan perekonomian atau siklus bisnis secara keseluruhan. Sebaliknya, harga emas biasanya naik pada saat perekonomian lemah atau ketidakpastian.

Baca juga: Promosikan Perhiasan Mutiara dan Perak di India, Kemendag Gandeng Anak Muda

Oleh karena itu, perak lebih sensitif terhadap perubahan ekonomi dan lebih fluktuatif dibandingkan emas. Perak cenderung mengungguli "logam kuning" selama periode ekspansi ekonomi yang kuat namun berkinerja buruk ketika ada tekanan ekonomi.

“Emas akan melonjak terlebih dahulu dan kemudian perak juga mengikuti dengan cepat. Perak selalu mengungguli, meski terlambat,” kata Smallwood.

Harga perak berpotensi naik menjadi 50 dollar AS, tetapi hanya setelah emas bergerak melewati 2.200 dollar AS. Harga emas saat ini berada pada 2.034 dollar AS per ons.

“Perak memang bisa mengungguli emas, terutama ketika The Fed mulai menurunkan suku bunganya,” kata DiRienzo.

Baca juga: Syarat Wajib Zakat Emas dan Perak, Berikut Cara Menghitungnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com