Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkaian Kereta Cepat dan KRL Sama-sama Dipasok CRRC, Ini Kata KCIC

Kompas.com - 10/02/2024, 18:08 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rangkaian kereta (trainset) Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dipasok dari perusahaan asal China, CRRC Sifang Co., Ltd. Produsen ini pun akan memasok 3 rangkaian KRL baru untuk PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter.

Artinya, ada kerja sama di dua jenis perkeretapian yang diproduksi oleh CRRC Sifang. Kondisi ini pun menimbulkan dugaan di publik bahwa adanya kaitan antara KCIC dengan KAI Commuter dalam pengadaan kereta.

Terkait hal itu, GM Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, meski ada kesamaan produsen, namun proses pengadaannya dilakukan secara profesional. Ia bilang, tidak ada keterlibatan KCIC terhadap putusan impor KRL baru KAI Commuter.

Baca juga: Impor KRL dari China, Wamen BUMN: Enggak Ada Hubungan dengan Whoosh

Penampilan barongsai di Stasiun Kereta Cepat Halim dalam rangka memperingati momen Tahun Baru Imlek, Sabtu (10/2/2024). Dok. PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Penampilan barongsai di Stasiun Kereta Cepat Halim dalam rangka memperingati momen Tahun Baru Imlek, Sabtu (10/2/2024).

"Semuanya sesuai prosedur, kami juga tidak punya kapasitas di sana (pengadaan KRL oleh KAI Commuter). Apa yang dilakukan setiap operator saat pemesanan baik, dari negara abcd pasti punya pertimbangannya," ujarnya saat ditemui di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).

Ia menuturkan, KCIC melakukan pengadaan dari CRRC Sifang sesuai spesifikasi kereta yang dibutuhkan. Eva bilang, rangkaian kereta Whoosh menggunakan seri CR-400-AF, yang merupakan seri terbaru dari kereta cepat yang dioperasikan di China.

"Ini (kereta seri CR-400-AF) memang memiliki teknologi paling modern. Nah, terkait pemesanan yang dilakukan lainnya, karena beda manajemen, jadi di luar kapasitas kami," ucap dia.

Menurut Eva, setiap pengadaan sarana perkeretaapian yang dilakukan oleh suatu operator, tentu mempertimbangkan sejumlah hal yang memang bisa memenuhi kebutuhan operator tersebut. Maka tidak ada kaitan dengan pihak operator lainnya.

Baca juga: RI Impor KRL dari China, Luhut Sebut Buat Tunggu Produksi INKA Rampung

Dalam proses pengadaannya pun, kata dia, pasti melalui prosedur dengan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG), sebab memang diawasi oleh pemerintah.

"Prosedur yang dilalui tentu ada GCG karena setiap prosedur impor semua kementerian pasti mengawasi, dan kita harus lakukan sesuai prosedur dan ketentuan yang ditetapkan," ucap Eva.

KRL Commuter Line dengan tujuan akhir Manggarai berhenti di Stasiun Depok Baru, Senin (29/1/2024).KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY KRL Commuter Line dengan tujuan akhir Manggarai berhenti di Stasiun Depok Baru, Senin (29/1/2024).
"Jadi tidak ada kaitannya (KCIC dengan KAI Commuter), karena kita beda manajemen," lanjutnya.

Sebelumnya, KAI Commuter telah memutuskan memesan tiga rangkaian KRL baru senilai Rp 783 miliar dari perusahaan China, CRRC Sifang. Keputusan ini sekaligus menandai ditolaknya tawaran pengadaan KRL dari Jepang dan Korea Selatan (Korsel).

Baca juga: Tiga Negara Bersaing Pasok KRL ke RI, Pilihan Jatuh ke China

Adapun proposal awal pengadaan KRL yang diterima oleh KCI adalah dari J-TREC, produsen KRL asal Jepang.

Namun keputusan akhir untuk impor dari China menimbulkan dugaan bahwa adanya ancaman dari China Development Bank (CDB) yang akan menahan pemberian utang proyek Kereta Cepat Whoosh jika Indonesia pilih Jepang.

Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyebut, keputusan pengadaan impor rangkaian KRL baru dari CRRC Sifang telah mempertimbangkan sejumlah hal, dan tidak ada kaitannya dengan Kereta Cepat Whoosh.

Pertimbangan itu yakni nilai tawaran dari Jepang yang lebih mahal, spefisikasi kereta KRL yang bisa dipenuhi oleh CRRC, hingga persyaratan ketepatan waktu pengiriman (time delivery) yang sesuai dengan kebutuhan KAI Commuter.

Baca juga: KCI Bantah Menolak Impor KRL Jepang karena Diancam China

"Ada spesifikasi teknis yang sangat mendekati dari CRRC, karena dia memang produksi benar-benar sesuai kebutuhan kita," kata Anne dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (6/1/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com