Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayang-bayang Meningkatnya Inflasi gara-gara Kenaikan Harga Beras

Kompas.com - 13/02/2024, 12:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kenaikan harga beras di pasar tradisional dan pasar modern akan berdampak pada inflasi.

Josua mengatakan, berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Bank Indonesia, rata-rata harga beras di pasar tradisional dan dan pasar modern tercatat mengalami kenaikan sebesar 4,1 persen year to date (ytd) dan 1,68 persen ytd.

"Beras merupakan komponen terbesar dalam penyusun inflasi sejalan dengan besarnya proporsi beras dalam konsumsi Masyarakat Indonesia. Berdasarkan perhitungan kami, setiap kenaikan 1 persen harga beras akan menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen sampai dengan 0,04 persen," kata Josua saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/2/2024).

Josua juga menilai, kelangkaan stok beras di ritel modern merupakan dampak dari adanya penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh pemerintah.

Baca juga: Sedihnya Pedagang Warteg Kala Beras Mahal, Kalau Ikut Naikin Harga, Siapa yang Beli...

Karenanya, kata dia, ritel-ritel modern tidak dapat secara langsung menyalurkan kenaikan harga pembelian dari produsen atau pedagang besar kepada konsumen.

"Kenaikan harga beras yang terjadi di perdagangan besar mengakibatkan retailer modern dapat mengalami kerugian apabila tetap menjual sesuai dengan HET yang ditetapkan, sehingga ritel modern akhirnya tidak melakukan pengisian stok kembali," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan meski harga beras masih tinggi, pemerintah masih belum berencana merevisi atau mencabut harga acuan tertinggi (HET) beras.

Menurut dia, penyebab permasalahan harga beras tinggi terletak pada minimnya produksi beras. Sementara HET digunakan sebagai instrumen pengontrol harga beras di masyarakat.

“Kalau HET diubah, padahal ini terletak pada produksi yang minim hingga Maret nanti, akan membuat impact yang lebih besar dan HET itu sebagai kontrol kita. Sehingga kalau direvisi enggak tepat sekarang,” ujar Arief saat ditemui media di Pusat Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (12/2/2024).

Baca juga: Bos Bapanas: Beras Hari Ini Cukup, kalau Tak Percaya, Main Saja ke Pasar...


Kemudian ihwal permintaan dari Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) agar pemerintah mau memberikan relaksasi HET hingga sementara waktu, Arief bilang, masih belum bisa dilakukan.

Hanya saja nantinya pemerintah akan meminta Bulog menurunkan harga beras yang dilepas ke ritel. Selain itu, Arief juga meminta peritel agar rela berkorban mendapatkan keuntungan sedikit dari biasanya, dari penjualan beras.

“Ini demi Merah Putih jadi enggak apa-apalah ritel potong sedikit marginnya sementara Bulog agak kita turunkan sedikit ke ritel,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com