Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Masih Tinggi, Pedagang Pasar Minta Pemerintah Buka Data Penyaluran Bansos Pangan

Kompas.com - 19/02/2024, 06:52 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Ilustrasi beras. SHUTTERSTOCK/JADED ART Ilustrasi beras.
"Sehingga kita cek hari ini kenapa harga masih tinggi, itu faktor-faktornya ada kendala dan sebagainya," sambungnya.

Menurut Reynaldi, salah satu pemicu utama kenaikan harga beras ialah terganggunya rantai distribusi. Dengan demikian, perlu adanya pembenahan dalam rantai distribusi komoditas pangan tersebut.

Baca juga: Kunjungi PIBC bersama Jokowi, Mendag Zulhas: Pemerintah Pastikan Beras Melimpah dan Siap Didistribusikan

Pembukaan data penyaluran beras untuk bansos dan SPHP disebut menjadi langkah awal perbaikan distribusi beras.

Reynaldi menekankan, permasalahan harga beras harus segera diselesaikan, mengingat permintaan terhadap komoditas itu akan semakin meningkat jelang bulan Ramadhan.

"Jadi ini yang harus diurai persoalan satu per satu, dari hulu ke hilir, tentu tidak hanya Bapanas yang kerja sendiri, makanya perlu dielobarsi dengan stakeholders," ucap dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah dugaan soal kelangkaan stok dan kenaikan harga beras di pasaran ada hubungannya dengan bansos beras pangan untuk masyarakat. Menurutnya, bansos beras pangan justru bisa mengendalikan kondisi di lapangan.

Baca juga: Mendag Pastikan Pasokan Beras Melimpah dan Siap Didistribusikan

"Enggak ada hubungannya, tidak ada hubungan sama sekali dengan bantuan beras pangan. Tidak ada hubungannya sama sekali karena justru ini yang bisa mengendalikan," ujar Jokowi usai meninjau Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2024).

"Karena suplainya lewat bansos ke masyarakat, justru itu menahan harga agar tidak naik," katanya lagi menjelaskan.

Menurut Jokowi, jika tidak ada bansos beras pangan justru harga beras bakal lebih meningkat. Jokowi lantas menyinggung rumus permintaan dan ketersediaan barang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com