JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) melaporkan adanya kenaikan harga sapi bakalan dari Australia dan stok daging yang menipis di gudang importir. Hal ini membuat harga sapi naik hingga Ramadhan.
Ketua Umum DPP Jappdi Asnawi mengatakan, ada penyesuaian harga sapi hidup sehingga berimbas pada harga sapi di tingkat Rumah Potong Hewan (RPH) di Jabodetabek dan Bandung Raya.
"Kenaikan akan terus berlanjut hingga memasuki Ramadhan tanggal 12 Maret 2024 dan Hari Raya Idul Fitri tanggal 10 April 2024," kata Asnawi dalam keterangan tertulis, Rabu (28/2/2024).
Baca juga: Masuk Akhir Pekan, Harga Pangan Naik, Ada Beras, Cabai, Gula, dan Daging Ayam
Asnawi mengatakan, ada beberapa faktor lain yang memengaruhi kenaikan harga daging sapi yaitu tingkat produksi pasca El Nino September sampai November mengalami penurunan.
Selain itu, ada banjir di beberapa daerah sentra produksi ternak sehingga berdampak adanya hambatan distribusi.
"Sehingga peternak lebih banyak menahan hewan sapi untuk dijual. Jika terjadi penjualan, dengan siklus yang terbatas dan atau dibatasi," ujarnya.
Asnawi mengatakan, keadaan tersebut berpengaruh harga jual sapi dari Australia dari 2,6 dollar AS per kilogram (kg) menjadi 3,3 dollar AS per kg.
Baca juga: Salurkan Bansos Beras dan Daging Ayam, Pemerintah Siapkan Dana Rp 17,5 Triliun
Sementara itu, kata dia, nilai tukar dollar AS terhadap rupiah tembus Rp. 15.700 per dolar.
Lebih lanjut, Asnawi juga mengatakan, ketersediaan sapi impor saat ini terbatas di masing-masing kandang milik importir. Selain itu, banyak importir sapi yang bangkrut.