Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 2 Faktor yang Buat Harga Bitcoin "To The Moon" Dekati Rp 1 Miliar Per Koin

Kompas.com - 29/02/2024, 06:45 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aset kripto Bitcoin mencatat lonjakan harga berturut-turut sampai disebut naik ke bulan atau to the moon. CoinMarketCap mencatat, harga Bitcoin sempat naik ke level 55.000 dollar AS atau sekitar Rp 861 juta pada Selasa (27/2/2024).

Kemudian harga Bitcoin terus melaju hingga 58.000 dollar AS atau setara Rp 992 juta, mendekati Rp 1 miliar pada Rabu, 28 Februari 2024 pukul 15.00 WIB.

Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, kenaikan harga Bitcoin ini didorong oleh sejumlah faktor.

Pertama, masuknya dana bersih sebesar 6,1 miliar dollar AS ke sejumlah ETF Bitcoin Spot yang sudah diperdagangkan di Amerika Serikat sejak 11 Januari 2024 lalu.

Baca juga: Didorong Sentimen Halving, Harga Aset Kripto Bitcoin Tembus Rp 800 Juta-an

Selain itu, volume perdagangan ETF Bitcoin Spot juga mencapai puncak baru sebesar 2,4 miliar dollar AS pada 26 Februari 2024.

Faktor pendorong selanjutnya yakni MicroStrategy, perusahaan perangkat lunak, membeli sekitar 3.000 token pada bulan ini. Dengan demikian, total kepemilikan Bitcoin perusahaan mencapai sekitar 10 miliar dollar AS.

Fahmi menyatakan sentimen positif kedua faktor tersebut menggambarkan besarnya peningkatan minat investor, khususnya investor tradisional AS terhadap Bitcoin.

Harga Bitcoin saat ini hanya terpaut 10.000 dollar AS dari ATH sebelumnya. Beberapa indikator, seperti Realized HODL Ratio (RHODL) dan indikator Stock-to-Flow, menunjukkan potensi berlanjutnya tren bullish yang terjadi. Dengan begitu, kemungkinan Bitcoin akan mencetak ATH baru masih sangat terbuka,” kata Fahmi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (29/2/2024).

Baca juga: Jelang Halving Day, Bitcoin Dinilai Bergerak Lebih Stabil

Melihat tren positif yang ada, ia bilang, kondisi sekarang bisa menjadi momentum bagi investor yang ingin mendiversifikasikan investasinya ke aset kripto.

“Kondisi ini bisa membuka prospek investor yang baru ingin berinvestasi aset kripto untuk memulai perjalanannya. Sebab, performa Bitcoin menunjukkan instrumen aset kripto bukan hanya dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap, tetapi juga opsi diversifikasi untuk mengoptimalkan potensi return," terang dia.

Selain itu, investor existing juga bisa memanfaatkan momentum ini untuk mendiversifikasikan aset kriptonya ke sejumlah koin lain yang berpotensi akan turut meningkat berkat kenaikan harga Bitcoin.

Baca juga: Bitcoin Halving Day Diproyeksi Bakal Pengaruhi Pasar Kripto ke Depan, Apa Itu?

Namun, investor tetap perlu cermat dan bijak untuk memantau kondisi pasar secara berkala dan menyesuaikan strategi investasinya.

“Momentum bullish di Bitcoin ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor untuk menyusun kembali strategi investasinya. Investor tetap dihimbau untuk tetap mempertimbangkan seluruh keputusan investasi dengan riset mendalam dan pertimbangan yang bijak, serta tentunya menggunakan uang dingin untuk berinvestasi,” tandas Fahmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com