Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Bersih Adaro Energy Turun 34,1 Persen Menjadi Rp 25,74 Triliun Sepanjang 2023

Kompas.com - 01/03/2024, 13:45 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang 2023 sebesar 34,1 persen menjadi 1,64 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 25,74 triliun. Posisi tersebut lebih rendah dibandingkan periode sama tahun 2022 sebesar 2,4 miliar dollar AS.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir mengatakan, pihaknya tetap optimis dengan kinerja tahun ini didukung oleh skala volue produksi dan juga efisiensi yang dilakukan perusahaan.

“Kami senang dengan pencapaian yang melampaui target tahun 2023, dengan skala volume produksi dan efisiensi operasional yang semakin mendukung kemajuan Grup Adaro. Investasi pada bisnis-bisnis non batu bara termal juga memperlihatkan perkembangan yang baik,” kata pria yang akrab disapa Boy Thohir itu, dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (1/3/2024).

Baca juga: Bos Adaro Buka-bukaan Dampak Pilpres ke Bisnis Perusahaan

Dia mengatakan, di tahun ini Adaro memulai konstruksi smelter aluminium di kawasan industri di Kalimantan Utara, dan meletakkan batu pertama untuk pembangkit listrik tenaga air, juga di Kalimantan Utara.

Selain itu, diversifikasi ke bisnis batu bara metalurgi juga mencapai hasil yang baik, dengan batu bara metalurgi meliputi 17 persen dari pendapatan Adaro pada 2023.

“Secara keseluruhan, dengan perkembangan-perkembangan ini, kami tetap optimistis terhadap prospek masa depan Grup Adaro dan keinginan kami untuk mendiversifikasi sumber pendapatan,” tegasnya.

Baca juga: Menilik Persiapan Adaro Minerals Hadapi Aturan Pajak Karbon

Adaro mencatat laba inti perusahaan sebesar 1,8 juta dollar AS dan EBITDA operasional 2,5 juta dollar AS pada 2023. Ini serta margin EBITDA operasional yang memuaskan sebesar 39 persen. ?

Sementara itu, volume penjualan batu bara Adaro juga mencatat kenaikan 7 persen hingga menjadi 65,71 juta ton, melampaui target volume penjualan yang ditetapkan berkisar 62 – 64 juta ton.

Namun, seiring harga batu bara kembali normal, pendapatan perusahaan turun 20 persen menjadi 6,5 juta dollar AS pada 2023 dibanfding tahun sebelumnya 81 juta dollar AS. Ini terjadi karena penurunan 26 persen pada harga jual rata-rata (ASP). ?

Sesuai rencana investasi, belanja modal naik 53 persen menjadi 648,3 juta dollar AS.

Baca juga: Adaro Energy Pertimbangkan Pembiayaan Eksternal untuk Proyek Besar

 


Belanja modal ini terutama digunakan untuk investasi pada alat berat, tongkang, dan sarana pendukung di rantai pasokan perusahaan di saat investasi pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya dimulai.

Adapun posisi keuangan Adaro tetap sehat dengan posisi kas bersih 1,9 juta dollar AS per Desember 2023, sementara posisi kas bersih tercata 3,3 juta dollar AS per akhir Desember 2023.

Tahun 2024 ADRO menargetkan volume penjualan 65 juta ton sampai 67 juta ton, yang meliputi 61 juta ton sampai 62 juta ton batu bara termal, dan 4,9 juta ton sampai 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari anak usaha Adaro Minerals (ADMR).

Pada 2024, perusahaan menganggarkan Capex atau belanja modal sebesar 600 juta sampai 700 juta dollar AS, termasuk investasi ekuitas pada proyek-proyek terkait kawasan industri di Kalimantan Utara. ?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com