Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri KP Blak-blakan soal Wacana Ekspor Benih Lobster Dibuka Lagi

Kompas.com - 07/03/2024, 12:19 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono buka suara soal mengemukanya wacana dibukanya kembali ekspor benih lobster alias benur ke Vietnam.

Ia mengungkapkan, hingga saat ini, aturan pelarangan ekspor benih lobster belum dicabut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Aturan pelarangan ekspor benur ini diterbitkan di era Menteri KP Susi Pudjiastuti.

"Sampai hari ini (ekspor benur) masih ditutup," kata Trenggono dikutip dari Tribunnews, Kamis (7/4/2024).

Namun demikian, wacana membuka kembali ekspor benih losbter ke Vietnam tengah digodok. Terlebih Indonesia bisa dibilang adalah pemasok tunggal benih lobster ke negara itu.

Baca juga: Nasib Cantrang: Dilarang Susi, Dilegalkan Edhy, Digantung Trenggono

Ia bilang, dengan posisi daya tawar yang kuat saat sekarang, Indonesia bisa kembali mengekspor benih lobster ke Vietnam dengan syarat ada kerja sama saling menguntungkan.

Pasalnya, sambung Trenggono, meski secara resmi ekspor lobster dilarang di Tanah Air, namun tetap saja petambak udang lobster di Vietnam tetap bisa mendapatkan benih dari Indonesia secara ilegal.

"Tapi kita sudah melihat, bahwa budidaya lobster di Vietnam, bibitnya 100 persen berasal dari Indonesia. Yang aneh, kita sudah tutup melalui Peraturan Menteri Nomor 17, tetapi kok di sana produksinya jalan terus," beber Trenggono.

Menyadari Indonesia yang tidak banyak diuntungkan dengan banyaknya penyelundupan benih lobster, maka opsi mengajak Vietnam untuk sama-sama membudidayakan lobster di kedua negara bisa jadi membawa banyak manfaat.

Baca juga: Beda dari Era Susi, Kapal Maling Ikan Tak Ditenggelamkan, tapi Disumbangkan

Belum lagi, selama ini maraknya penyelundupan benur ke Vietnam juga sulit dikontrol sehingga malah diklaim membuat kerusakan ekologi.

Selain ekspor benih lobster, KKP bisa meminta timbal balik agar investor Vietnam yang sudah lama berpengalaman untuk membuka usaha budidaya di Indonesia.

Lobi-lobi diplomasi akhirnya menghasilkan kerja sama kelautan dan perikanan antara Indonesia dan Vietnam yang telah ditandatangani beberapa waktu lalu.

Trenggono memaparkan, kerja sama perikanan menjadi jalan masuknya investasi budidaya lobster di Indonesia oleh para pelaku usaha Vietnam.

Baca juga: Apa Itu Cantrang dan Kenapa Dilarang di Era Susi Pudjiastuti?

Melalui kerja sama ini pula, akan terjadi transfer teknologi dan pengetahuan budidaya lobster bagi pembudidaya di Tanah Air.

Kerja sama perikanan dua negara sekaligus untuk menekan praktik ilegal ekspor benur yang terbukti merugikan negara hingga triliunan rupiah per tahun.

"Itulah kemudian kita mencoba bekerja sama dengan pemerintah Vietnam. IUUF (penangkapan ikan ilegal) itu bukan hanya kapal nelayan masuk ke negeri kita ambil ikan, penyelundupan BBL juga termasuk illegal fishing. Ini juga kita sampaikan ke level internasional," bebernya.

Trenggono menambahkan, dengan masuknya investasi Vietnam dalam budidaya lobster di Indonesia, memungkinkan adanya transfer teknologi, mengingat budidaya lobster sangat sulit dilakukan.

"Kita juga bisa menjadi bagian dari global supply chain. Jadi ibaratnya jangan kalian saja yang menikmati, kami juga dong kebagian, kan asal benurnya dari kami, bagaimana kita berkolaborasi. Salah satunya itu, makanya kita ajak berinvestasi di sini," ungkap dia.

Baca juga: Aturan Era Susi Dituding Hambat Peluang Kerja Pelaut Indonesia

Artikel ini bersumber dari pemberitaan di Tribunnews berjudul " Menteri Trenggono Optimis Indonesia Jadi Pemasok Lobster Dunia".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com