Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Teten Minta Subsidi Pupuk Dievaluasi, Ada Apa?

Kompas.com - 08/03/2024, 17:07 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta pemerintah untuk mengevaluasi pupuk subsidi lantaran stoknya masih sulit didapatkan petani.

Subsidi pupuk harus dievaluasi karena kenyataannya kan pertama tidak memberikan jaminan produksi apalagi pupuk sering juga sulit didapatkan petani,” ujarnya di Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Teten pun mencontohkan penyaluran pupuk di negara AS dan India. Dia bilang penyaluran subisdi pupuk di AS dilakukan di hilir dan bukan di hulu sehingga bentuk penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan gratis atau free financing.

Baca juga: Bos Pupuk Wanti-wanti Harga Pupuk Naik Tahun Depan

Stok pupuk subsidi dan non subsidi di Gudang Lini III Singojuruh Banyuwangi KOMPAS.com/RIZKI ALFIAN RESTIAWAN Stok pupuk subsidi dan non subsidi di Gudang Lini III Singojuruh Banyuwangi

“Untuk tingkat komoditi jagung, kentang, gandum, itu produsennya udah bisa mengambil pembiayaan di depan. Sehingga pemerintah AS ke depan mereka sudh tahu berapa stok jagung, stok gandum, dan kentang,” katanya.

Sementara di India memiliki organisasi petani dengan produsen alias FPO yang diberi tugas oleh pemerintah di sana untuk membeli produk petani. Karena tergabung dalam bentuk organisasi, petani pun diberikan bunga murah untuk meminjam ke perbankan.

Dengan begitu, petani merasa sangat dibantu manakala membutuhkan modal untuk mengembangkan usaha pertaniannya.

“Dari mana mereka punya kecukupan kapital? Mereka boleh pinjam ke bank dengan bunga rendah di bawah 3 persen, tapi tugasnya membeli 100 persen produk petani, nah sehingga ini melahirkan sistem pertanian yang bisa menjamin supply pangan,” ungkap Teten.

Baca juga: Erick Thohir Minta BUMN Pupuk Lirik Bisnis Petrokimia

Sebelumnya, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai, pemerintah perlu mengevaluasi efektivitas program subsidi pertanian demi mencapai ketahanan pangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com