Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nuri Taufiq
Pegawai Negeri Sipil

Statistisi di Badan Pusat Statistik

Pilih Beras atau Rokok?

Kompas.com - 14/03/2024, 10:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Fenomena emak-emak atau bahkan lansia rela antre demi mendapatkan beras dengan harga lebih murah meskipun harus berdesakan dan bahkan dengan membawa anak–anak mereka merupakan potret miris yang sering diberitakan media massa akhir-akhir ini.

Penduduk pada lapisan 20 persen terbawah, pada Maret 2023 memiliki proporsi pengeluaran untuk rokok mencapai 11,54 persen dari total pengeluaran makanan mereka.

Parahnya ini malah lebih tinggi jika dibandingkan mereka yang berada pada 20 persen penduduk lapisan teratas yang tercatat sebesar 11,35 persen.

Bahkan dalam 5 tahun terakhir terlihat tren yang cenderung memburuk, di mana proporsi pengeluaran untuk rokok dan tembakau terus naik.

Pada Maret 2019, penduduk pada lapisan 20 persen terbawah rela mengalokasikan 10,86 persen dari total pengeluaran makanan mereka.

Nilai rata-rata pengeluaran per kapita untuk rokok dan tembakau pada penduduk pada lapisan 20 persen terbawah mencapai Rp 37.643. Artinya jika dalam satu rumah tangga ada 2 orang yang mengonsumsi rokok, maka pengeluaran rumah tangga untuk rokok adalah Rp 75.286.

Jika nilai Rp 75.286 ini kemudian dikonversikan ke beras, maka setara dengan sekitar 5 kg beras kualitas medium.

Sebagai catatan bahwa secara nasional per 14 Maret 2024, harga beras medium di pedagang eceran menurut panel harga Badan Pangan Nasional adalah sebesar Rp 14.510 /Kg.

Pada akhirnya, jika pendapatan rumah tangga terbatas, maka diperlukan pengalokasian yang bijak untuk pemenuhan kebutuhan pokok. Apalagi dengan adanya lonjakan harga kebutuhan pokok.

Alokasi pengeluaran untuk komoditas rokok dan tembakau semestinya bisa dikurangi jika memang tidak bisa dihilangkan sekaligus demi tercapainya ketahanan pangan pada level rumah tangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com