Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wasiaturrahma
Guru Besar di FEB Universitas Airlangga

Pengamat Moneter dan Perbankan, Aktif menulis beberapa buku, Nara sumber di Radio dan Telivisi ,seminar nasional dan internasional juga sebagai peneliti

Waspada Polikrisis Global

Kompas.com - 23/03/2024, 09:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada saat sama, negara-negara berkembang belum siap untuk mengatasi permasalahan ini, karena pemerintah mereka harus fokus mengelola tahap-tahap penting berikutnya dalam pembangunan ekonomi mereka.

Kita juga tidak mungkin melihat kepemimpinan dari lembaga-lembaga global. Pada puncak krisis keuangan pada November 2008, para pemimpin politik dari negara-negara maju dan berkembang yang paling berpengaruh di dunia berkumpul di Washington di bawah bendera G20.

Forum ini membantu membatasi dampak yang ditimbulkan, namun perasaan krisis kolektif segera hilang, kerja sama dengan cepat menguap, dan pertemuan puncak G20 hampir tidak menghasilkan apa-apa.

Lembaga-lembaga seperti Dewan Keamanan PBB, IMF, dan Bank Dunia kemungkinan besar tidak akan memberikan kepemimpinan nyata karena lembaga-lembaga tersebut tidak lagi mencerminkan keseimbangan kekuatan politik dan ekonomi dunia.

Jika bukan negara-negara Barat, negara-negara lain, atau lembaga-lembaga tempat mereka berkumpul, siapa yang akan memimpin?

Jawabannya bukan siapa-siapa, baik G7 yang dulunya dominan maupun G20 yang tidak bisa dijalankan. Sekarang kita telah memasuki G-Zero.

Kesimpulan, para pemimpin perusahaan harus mengkaji potensi risiko gabungan ini untuk menentukan bagaimana risiko tersebut dapat berdampak langsung terhadap bisnis mereka, bahkan jika permasalahan tersebut tampak kecil atau tidak relevan dengan jalannya perusahaan sehari-hari.

Kecil kemungkinannya perusahaan dapat menerapkan strategi bisnis tanpa mempertimbangkan bagaimana isu-isu seperti konflik bersenjata antarnegara atau kekurangan pangan global dan kemerosotan ekonomi dapat berdampak pada rantai pasokan, karyawan, dan pelanggan, belum lagi investasi luar dan biaya overhead perusahaan.

Jadi, walaupun penggunaan kata Polikrisis mungkin hanya sekadar iseng saja, prinsip-prinsip nyata yang diterapkan tampaknya menjadi sesuatu yang harus diperhatikan oleh para profesional tata kelola risiko jika mereka ingin melindungi bisnis mereka di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com