Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 72 Triliun, Sri Mulyani: Jumlahnya Turun 60 Persen dari Tahun Lalu

Kompas.com - 25/03/2024, 15:30 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, pemerintah sudah melakukan penarikan utang sebesar Rp 72 triliun sampai dengan 15 Maret 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nilai realisasi itu hanya setara dengan 11,1 persen dari target pembiayaan utang yang tercantum dalam APBN 2024, yakni sebesar Rp 648,1 triliun.

Selain itu, nilai penarikan itu turun signifikan, yakni 60,3 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), yakni sebesar Rp 181,4 triliun.

"Pembiayaan utang kita turun tajam, kalau tahun lalu pada 15 Maret 2023 pembiayaan utang mencapai Rp 181,4 triliun, sekarang hanya Rp 72 triliun, itu drop 60,3 persen untuk pembiayaan utang," tutur Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2024, di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (25/3/2024).

Baca juga: Penjelasan Sri Mulyani soal Kemensos hanya Terima Rp 75,6 Triliun dari Anggaran Perlinsos Rp 497 Triliun

Secara lebih rinci, pembiayaan utang pemerintah didominasi oleh surat berharga negara (SBN), dengan nilai mencapai Rp 70,2 triliun, atau setara dengan 10,5 persen dari pagu yang ditetapkan, Rp 666,4 triliun.

"Untuk SBN neto turunnya sangat tajam, 58,6 persen," kata Sri Mulyani.

Sementara itu, realisasi pembiayaan utang yang berasal dari pinjaman nilainya sebesar Rp 1,9 triliun, melampaui pagu yang disiapkan pemerintah, yakni negatif Rp 18,4 triliun.

"Jadi realisasi sampai dengan 15 Maret itu relatif dalam posisi baik," ujarnya.

Baca juga: Sri Mulyani Sudah Kucurkan Rp 13,4 Triliun untuk THR ASN hingga Pensiunan


Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu bilang, ke depan pemerintah akan melakukan penarikan utang, dengan memperhatikan kondisi pasar uang dan obligasi, yang pergerakannya sangat dipengaruhi sentimen global.

Ia pun menekankan, strategi pembiayaan utang akan dilakukan secara fleksibel dan oportunistik, meliputi aspek timing, sizing, tenor, bauran instrumen, dan bauran mata uang.

"Sehingga APBN tetap terjaga dalam dinamika global dan nasional yang cukup tinggi," ucap Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Whats New
Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com