Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Peta Dasar Nasional, Pemerintah Mau Saingi Google Maps

Kompas.com - 02/04/2024, 19:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Badan Informasi Geospasial (BIG) tengah fokus menggarap peta dasar nasional skala 1:5000. Peta dasar dengan skala yang lebih besar itu diharapkan dapat mendongkrak perekonomian nasional, melalui pemanfaatan peta yang lebih akurat.

Kepala BIG Muh Aris Marfai menjelaskan, penyediaan peta dasar dengan skala yang lebih besar merupakan bagian dari Kebijakan Satu Peta atau One Map Policy. Dengan skala 1:5000, peta dasar akan memiliki unsur informasi yang lebih spesifik, mulai dari jalan, pemanfaatan lahan, bangunan, hingga transportasi.

Lewat skala yang lebih besar, pemerintah dapat menyediakan peta dasar yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas ke depannya. Dengan demikian, peta dasar itu dapat bersaing dengan peta yang disediakan oleh layanan swasta seperti Google Maps.

"Kalau kita punya skala besar enggak perlu kita beli dari Google, enggak perlu beli mahal dari Google," kata Aris, dalam media briefing, di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Baca juga: Google Maps Tampilkan Tarif Tol, Begini Cara Melihatnya

Lebih lanjut Aris bilang, peta dasar dengan skala besar itu nantinya dapat digunakan oleh bisnis yang memanfaatkan peta, seperti aplikasi jasa berbasis peta. Ia pun mengklaim, pemerintah akan menyediakan peta dasar dengan biaya yang lebih murah ketimbang layanan Google Maps.

"Kalau itu peta kita bisa ambil alih, maksudnya kita menggunakan peta kita sendiri, dan kita berdikari atas informasi geospasial di Indonesia maka kita bisa mendorong ekonomi berbasis teknologi geospasial," tuturnya.

Selain itu, penyediaan peta dasar disebut menjadi krusial bagi perkembangan investasi nasional ke depan. Pasalnya, Aris menyebutkan, peta dasar dengan skala besar menjadi kunci bagi aspek Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang lebih akurat.

"Dan RDTR kuncir dari Onlin Single Submission (OSS). Jadi kita bayangkan, kalau skala 1:5000 enggak selesai, proses investasi enggak bisa selesai," ujarnya.

Baca juga: Tak Punya Peta Dasar, DKI Jakarta Minim Ruang Terbuka Hijau


Adapun produksi peta dasar skala besar ini akan mulai dilakukan BIG pada 2024. Rencananya, pada tahun ini BIG akan berfokus membuat peta dasar skala besar di wilayah Sulawesi.

"Lalu Sumatera, Maluku, Jawa, Nusa Tenggara, dan papua. Ada 6 lagi yang harus kita selesaikan karena Indonesia luas sekali, luas daratannya 1,9 juta km2," ucap Aris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com