Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Luhut: Kasus Timah Jadi Pembelajaran KIta Semua | Longsor di Tol Bocimi Diduga akibat Gerusan Air Hujan

Kompas.com - 05/04/2024, 05:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Kendaraan dari arah Ciawi menuju Parungkuda dialihkan keluar di Cigombong. "Akses dari arah Parungkuda menuju Ciawi ditutup sementara guna menghindari potensi longsor tambahan," ujar Alex dalam keterangannya kepada media, Rabu.

Selengkapnya klik di sini.

4. Jalan Panjang "Come Back" TikTok Shop hingga "Menjelma" Jadi Shop Tokopedia

Setelah melewati jalan panjang dan memakan waktu kurang dari empat bulan, TikTok Shop resmi kembali beroperasi dengan “wajah” baru. Kehadiran TikTok Shop kembali dilakukan dengan menggandeng e-commerce lokal, yakni Tokopedia.

Bercerita ke belakang, awalnya TikTok Shop dilarang menyusul hadirnya Permendag Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE).

Dalam beleid itu dijelaskan, media sosial tidak boleh berperan secara bersamaan sebagai e-commerce dan tidak boleh bertransaksi. Artinya, dengan aturan itu, jika TikTok ingin tetap memiliki bisnis dagangnya, yakni TikTok Shop, harus memiliki izin perusahaan resmi sebagai e-commerce.

Hingga di akhir tahun lalu, manajemen TikTok bekerja sama dengan Tokopedia untuk kembali mengaktifkan TikTok Shop-nya itu. Manajemen mengeklaim, nantinya proses transaksi pembayaran saat pelanggan berbelanja atau check out di TikTok Shop akan dialihkan ke Tokopedia.

Selengkapnya klik di sini.

5. Pemerintah Prediksi 4.000 Mobil Listrik Dipakai Mudik

Pemerintah memperkirakan 4.000 mobil listrik bakal digunakan untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran 2024.

Jumlah itu sekitar 18 persen dari total populasi mobil listrik di Indonesia yang saat ini mencapai 23.238 unit.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritian dan Investasi, Rachmat Kaimuddin mengatakan, proyeksi itu merupakan angka konservatif.

Lantaran, umumnya pembelian mobil listrik merupakan mobil kedua atau mobil tambahan, bukan mobil utama yang mereka gunakan sehari-hari.

"Ini mungkin sudah sangat konservatif karena kalau kita lihat rata-rata pembeli mobil listrik saat ini mobil kedua biasanya, bukan primary, jadi kami membayangkan bisa lebih kecil dari 18 persen," ujar Rachmat dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (4/4/2024).

Selengkapnya klik di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com