Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengguna Ojol, Susah Dapat "Driver" hingga Dibatalkan Berkali-kali...

Kompas.com - 06/04/2024, 14:11 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna aplikasi jasa ojol atau ojek online seperti Gojek, Grab, dan Maxim, ramai-ramai mengeluhkan kesulitan mendapatkan driver (pengemudi) hingga dibatalkan berkali-kali.

Seperti cerita Tio, salah satu pengguna GoRide (layanan antar-jemput menggunakan motor Gojek). Dia menyebutkan pada Kamis (5/4)/2024), dirinya sangat sulit mendapatkan driver GoRide. Padahal jam-jam dia memesan jasa antar jemput itu, bukan jam-jam krusial seperti jam pulang kantor ataupun jam-jam menuju waktu berbuka puasa.

“Karena biasanya kalau pesan jam-jam segitu yah jam 16.00 WIB sampai jam 19.00 WIB masih macet kan jadilah aku pesan jam 20.00 WIB lebih. Berharap cepat dapat driver malah sama saja,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (5/4/2024).

Baca juga: Ramai Warga Keluhkan Pesan Ojol Susah, Ini Kata Gojek

Alhasil, Tio pun mau tak mau harus menunggu lebih dari sejam hingga berhasil mendapatkan driver.

Tak sampai di situ, kekesalan Tio juga sempat memuncak saat pesanannya tersebut mendapatkan notifikasi yang berisi telah mendapatkan driver, namun langsung dibatalkan oleh driver tersebut.

Untungnya, setelah dibatalkan, Tio langsung mendapatkan driver baru. Namun sayangnya, jaraknya dari posisi driver lumayan jauh dan memakan waktu 20 menit.

Tio bilang, jarak tersebut, merupakan jarak terjauh yang pernah dia dapatkan selama memesan Gojek. “Karena paling jauh itu 10 menit. Biasa juga dapatnya driver yang dekat-dekat. Tapi ini jauh,” kata Tio.

Namun karena Tio khawatir tidak mendapatkan driver lagi, mengingat waktu semakin larut malam, Tio pun memilih untuk menunggu driver GoRide tersebut selama 20 menit.

Sukarnya mendapatkan driver ojol juga dialami oleh Vita, salah satu pekerja swasta di Jakarta. Dia bahkan sengaja mengaktifkan tiga aplikasinya secara bersamaan yakni Gojek, Grab, dan Maxim untuk mengantar dia pulang dari kantornya pada Kamis (4/4/2024) tersebut.

Namun, hampir sejam tak ada satupun orderannya yang diambil dari tiga aplikasi itu. “Hampir sejam nunggunya, yang lain juga sama,” kata Vita.

Lantaran tak mau menunggu lebih lama lagi, akhirnya Vita lebih memilih menggunakan transportasi umum lainnya yakni Transjakarta.

“Enggak masalah deh macet-macetan kemarin pokoknya sampai aja di rumah dah syukur karena kalau nunggu ojol enggak tahu sampai jam berapa di rumah,” kata Vita.

 

Sementara Evin, yang biasanya menggunakan aplikasi Grab, akhirnya memutuskan untuk menggunakan transportasi umum lainnya untuk ke kantor lantaran takut terlambat menunggu pesanannya diterima.

“Alhasil kemarin pas pesan itu aku terlambat. Jadi sejak itu, seminggu ini aku enggak pakai Grab dulu, kecuali benar-benar urgent atau kayak mengharuskan yah. Karena kadang titik tujuanku enggak semua dilewati Transajakart,” sebut salah satu karyawan perbankan di salah satu perusahaan pelat merah itu.

Baca juga: Menaker Buka Suara Klarifikasi soal THR untuk Ojol

Hal itu rupanya tidak hanya terjadi pada layanan moda sepeda motor saja. Pada saat Kompas.com, memesan layanan GoCar (layanan antar-jemput menggunakan mobil Gojek), lebih dari sejam tak kunjung dapat. Setelah empat kali dibatalkan oleh driver, barulah ada driver yang mau mengambil pesanana.

Menurut Sujirho, driver yang menjemput, alasan pesanan banyak dibatalkan karena rute yang dilalui menuju ke tujuan merupakan wilayah yang dikenal paling sering macet. Sehingga para driver lebih memilih menolak pesanan tersebut.

“Itu macet ke arah sana itu paling cepat 45-50 menitan. Padahal tarifnya murah karena sebenarnya enggak jauh-jauh amat kalau enggak macet. Kan driver enggak mau rugi jadi yah di-cancel-cancel-kan,” katanya.

Sementara mengenai lamanya pesanan mendapat driver, menurut dia, karena jumlah yang memesan lebih banyak daripada driver. Sehingga driver pun memilah-milah pesanan yang mau diterima.

“Tentu driver yang enggak mau rugi itu kan milih-milih pesannya. Kalau dekat diambil, kalau enggak (jauh) yah enggak diambil. Tapi memang ada juga yang mematikan aplikasinya. Kemudian dihidupkan kalau macetnya sudah selesai,” jelas Sujirho.

Penjelasan Gojek dan Grab

Merespons keluhan konsumenn mendapatkan driver,  SVP Corporate Affairs Gojek Rubi W Purnomo menjelaskan bahwa hal itu karena banyaknya mitra Gojek yang sudah pulang ke kampung halamannya untuk merayakan momen Lebaran bersama keluarga.

“Pada masa menjelang Hari Raya Idul Fitri ini, banyak masyarakat Indonesia merayakannya bersama keluarga dan kerabat di kampung halaman. Demikian juga dengan sebagian mitra driver Gojek yang saat ini sedang merayakan momen istimewa tersebut bersama keluarganya," ucap Rubi.

“Untuk tetap mendapatkan pengalaman terbaik, kami mengimbau seluruh pelanggan dan pengguna layanan Gojek agar mengalokasikan waktu tambahan, terutama di jam-jam sibuk, pada saat menggunakan berbagai layanan yang tersedia di aplikasi Gojek," sambung Rubi.

Sementara itu Director of Operations Jabodetabek Grab Indonesia, Tyas Widyastuti menyampaikan, pemesanan driver Grab dari pelanggan telah diatur secara otomatis dari sistem aplikasi. Menurut dia, sejumlah keluhan terkait titik penjemputan yang cukup jauh dan dikeluhkan mitra driver, sebenarnya telah mempertimbangkan beberapa faktor.

“Termasuk perbandingan permintaan konsumen dengan jumlah mitra pengemudi yang belum mendapatkan alokasi perjalanan, serta jarak ke titik penjemputan dari lokasi mitra pengemudi,” sebut Tyas seperti dikutip dari Kompas Tren.

Baca juga: Blak-blakan, Bos GOTO Ambisi Ingin Kalahkan E-Commerce Milik Pemodal Kakap

Adapun penentuan tarif dan nominal yang didapatkan mitra driver-nya, Tyas menyebutkan hal itu sudah ditentukan sesuai proporsi yang berlaku. Artinya, semakin tinggi tarif (termasuk komponen lonjakan biaya) yang dibayarkan oleh konsumen, maka semakin tinggi pendapatan bersih diterima oleh driver. Namun, Tyas menyebutkan mitra pengemudi Grab diberikan kebebasan untuk memilih perjalanan sesuai preferensi mereka.

“Pertimbangannya kenaikan permintaan yang eksponensial, cuaca hujan ekstrim yang sempat menyebabkan banjir di beberapa ruas jalan, serta kepadatan lalu lintas yang lebih tinggi,” kata dia.

Guna meningkatkan potensi driver untuk mengambil layanan penjemputan penumpang, Tyas membeberkan Grab telah menerapkan sejumlah strategi.

Strategi tersebut antara lain memberlakukan kenaikan harga hanya di waktu tertentu dan memberikan bonus insentif selama periode libur Lebaran pada 6-14 April 2024.

Menurut dia, hal tersebut berguna untuk mengapresiasi setiap usaha driver dan akan secara konsisten dievaluasi sesuai kondisi di lapangan.

Baca juga: Respons Gojek, Grab, dan Maxim terhadap Imbauan Kemenaker soal THR Ojol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com