Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Kompas.com - 02/05/2024, 15:38 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baru-baru ini mencabut status 17 bandara internasioanl di Indonesia menjadi bandara domestik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ke-17 bandara tersebut ternyata tidak memfasilitasi perjalanan wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing secara signifikan.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, 17 bandara internasional yang dicabut itu hanya melayani 169 kunjungan wisman sepanjang tahun 2023.

Baca juga: Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Ilustrasi wisatawan mancanegara di Ubud, Bali.Dok. Shutterstock/ChameleonsEye Ilustrasi wisatawan mancanegara di Ubud, Bali.

"Atau kira-kira kalau kita buat persentasenya 0,0021 persen dari total kunjungan wisman melalui pintu udara utama lainnya di tahun tersebut," tutur dia, dalam konferensi pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Jumlah kunjungan wisatawan nasional yang dilayani oleh 17 bandara tersebut juga tercatat tidak signifikan.

Amalia menyebutkan, jumlah perjalanan wisatawan nasional melalui 17 pintu udara tersebut hanya mencapai 61.016 perjalanan, atau hanya 1,06 persen dari total perjalanan wisatawan nasional.

Sebagai informasi, Kemenhub mencabut status 17 bandara internasional di Indonesia menjadi bandara domestik.

Baca juga: Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi Feeder bagi Malaysia dan Singapura

Dengan demikian, dari semula terdapat 34 bandara internasional, kini menjadi tersisa 17 bandara internasional.

Keputusan ini berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 31 Tahun 2024 (KM 31/2024) tentang Penetapan Bandar Udara Internasional pada tanggal 2 April 2024.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, tujuan penghapusan status 17 bandara internasional ini secara umum untuk mendorong sektor penerbangan nasional yang sempat terpuruk saat pandemi Covid-19.

Situasi Bandar Udara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) jelang Hari Raya Idul Fitri, Rabu (3/4/2024).KOMPAS.com/HENDRA CIPTA Situasi Bandar Udara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) jelang Hari Raya Idul Fitri, Rabu (3/4/2024).
Selain itu, selama ini sebagian besar bandara internasional hanya melayani penerbangan internasional ke beberapa negara tertentu dan bukan merupakan penerbangan jarak jauh, sehingga hub internasional justru dinikmati oleh negara lain.

Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

"KM 31/2004 ini dikeluarkan dengan tujuan untuk melindungi penerbangan internasional pasca pandemi dengan menjadikan bandara sebagai hub (pengumpan) internasional di negara sendiri," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Adapun 17 bandara di Indonesia yang dicabut status internasionalnya, yaitu sebagai berikut. 

  1. Bandara Maimun Saleh, Sabang.
  2. Bandara Raja Sisingamangaraja XII, Silangit.
  3. Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang.
  4. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.
  5. Bandara H.A.S. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan.
  6. Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
  7. Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.
  8. Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang.
  9. Bandara Adi Soemarmo, Solo.
  10. Bandara Banyuwangi, Banyuwangi.
  11. Bandara Supadio, Pontianak.
  12. Bandara Juwata, Tarakan.
  13. Bandara El Tari, Kupang.
  14. Bandara Pattimura, Ambon.
  15. Bandara Frans Kaisiepo, Biak.
  16. Bandara Mopah, Merauke.
  17. Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com