Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Kompas.com - 03/05/2024, 21:14 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia/The Indonesian Coal Mining Association (APBI-ICMA) kini dijabat Priyadi untuk periode 2024-2027. Priyadi saat ini merupakan Presiden Direktur PT Adaro Indonesia.

Sebelum dijabat Priyadi, APBI-ICMA dipimpin Pandu Patria Sjahrir hampir satu dekade sejak pertama kali terpilih pada 2015.

Dalam sambutan Musyawarah Anggota APBI-ICMA, Pandu menyoroti berbagai tantangan industri pertambangan batu bara yang terjadi selama dekade terakhir, mencakup periode tiga kali kepemimpinannya.

Baca juga: Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Ilustrasi batu bara, penambangan batu bara. Batu bara adalah contoh SDA yang tidak dapat diperbarui.SHUTTERSTOCK/SMALL SMILES Ilustrasi batu bara, penambangan batu bara. Batu bara adalah contoh SDA yang tidak dapat diperbarui.

Ia menekankan isu-isu kritis seperti kewajiban pasokan batu bara dalam negeri (DMO) dan penetapan harga batu bara yang ditujukan untuk sektor kelistrikan.

“APBI-ICMA mencoba hadir dalam menerima berbagai keluhan dan masukan anggota hingga mengkomunikasikan dengan pemerintah, mencari jalan terbaik agar setiap tantangan yang dihadapi dapat teratasi, sambil mengutamakan kebutuhan nasional dan sosial,” ujar Pandu ditulis Kamis (2/5/2024).

Ia menggarisbawahi pentingnya peran legislasi dalam mengarahkan industri, khususnya sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batu Bara yang memindahkan sejumlah wewenang dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat.

“Transisi ini tidak hanya memengaruhi pertumbuhan keanggotaan asosiasi tetapi juga membawa dinamika regulasi baru bagi industri,” paparnya.

Baca juga: RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Selama menjabat, Pandu menyampaikan APBI-ICMA telah menangani berbagai isu, termasuk pemenuhan kebutuhan batu bara dalam negeri, royalti, harga batu bara acuan, kewajiban penggunaan kapal dan asuransi nasional, devisa hasil ekspor, hingga permasalahan ship to ship transfer di Muara Berau, pengurusan AMDAL, dan masih banyak lagi.

"Peran asosiasi tidak hanya sebatas penyelesaian masalah, tetapi juga mencakup inisiatif berbagi pengetahuan dan pembentukan pedoman untuk kepentingan bersama," jelasnya.

 

Ilustrasi batu bara.iStockphoto/Indigo Division Ilustrasi batu bara.

Di samping itu, Pandu mengungkapkan bahwa penerapan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) tidak lagi bisa dipisahkan dari bisnis, terlebih pertambangan batu bara.

Penyamaan visi dan misi untuk pelaksanaan tata kelola tambang yang baik dan berkelanjutan, serta mengedepankan aspek lingkungan dan sosial juga selalu digaungkan dan menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan seluruh anggota.

Baca juga: PLN Indonesia Power Bikin Ekosistem Biomassa di PLTU Cilacap buat Kurangi Batu Bara

“Tak kalah pentingnya saat ini adalah bagaimana asosiasi berperan dalam menyelaraskan dengan misi Pemerintah Indonesia di era transisi energi dan upaya untuk mencapai target net zero emission di tahun 2060. Transisi energi bukan lagi sebuah wacana namun sudah di depan mata,” ujarnya.

Pandu berharap kepengurusan APBI-ICMA ke depan dapat semakin solid dalam menyelesaikan isu-isu penting yang muncul dan hadir sebagai wadah komunikasi antar anggota. Tidak hanya pengurus, namun keterlibatan anggota dalam memberikan masukan menjadi kunci utama keberhasilan sebuah asosiasi.

“Saya berterimakasih dan mengapresiasi yang sebesar-besarnya untuk seluruh Pengurus APBI 2015-2018, 2018-2021 dan 2021-2024 yang telah membantu berjalannya roda organisasi dan tentunya seluruh anggota yang senantiasa mendukung APBI-ICMA," paparnya. (Penulis: Seno Tri Sulistiyono | Editor: Choirul Arifin)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Estafet Kepemimpinan APBI-ICMA, Pandu Sjahrir Soroti Dinamika dan Tantangan Industri Batu Bara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com