Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Merah di Awal Sesi, Rupiah Melemah

Kompas.com - 13/05/2024, 10:00 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (13/5/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah dalam pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI IHSG berada di zona merah pada level 7.064,31. IHSG melemah 24,4 poin atau 0,35 persen dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.088,79.

Sebanyak 168 saham melaju di zona hijau dan 224 saham di zona merah. Sedangkan 193 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,8 triliun dengan volume 3,8 miliar saham.

Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Research Division MNC Sekuritas T. Herditya Wicaksana mengatakan, hari ini IHSG akan menguji level 7.058. Investor dinilai perlu mewaspadai potensi adanya lanjutan koreksi IHSG.

“Namun, selama masih mampu berada di atas 7.026 sebagai support krusialnya, maka posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave B, sehingga IHSG masih berpeluang untuk menguji area 7.289,” kata Herditya.

Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Shanghai Komposit 0,74 persen atau 23,3 poin ke level 3.131,22, Nikkei 0,29 persen (110,6 poin) ke posisi 38.118,5, dan Hang Seng Hong Kong 0,39 persen (73,51 poin) ke posisi 18.890,16.

Sementara itu, Strait Times 0,3 naik 0,001 persen (0,08 poin) ke level 3.290,78.

Baca juga: IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Rupiah melemah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.24 WIB rupiah berada pada level Rp 16.080 per dollar AS.

Rupiah melemah 34 poin atau 0,21 persen dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.046 per dollar AS.

Ilustrasi uang rupiah. SHUTTERSTOCK/PUTRADIGITALID Ilustrasi uang rupiah.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar menantikan data penting inflasi konsumen dan produsen AS yang akan dirilis pekan ini.

“Rupiah mungkin masih akan berkonsolidasi dan berpotensi tertekan terhadap dollar AS hari ini. Potensi pelemahan mungkin ke arah Rp 16.080, dengan support di kisaran Rp 16.000,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Meskipun pasar meyakini the Fed tidak akan menaikan suku bunga acuannya tahun ini, tapi The Fed juga tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuannya.

Pelaku pasar terpaksa harus melihat data-data ekonomi dan pernyataan pejabat Bank Sentral baru untuk menguatkan ekspektasi mengenai masa depan suku bunga acuan AS ini.

Sikap the Fed yang masih belum yakin 100 persen untuk memangkas suku bunganya menyebabkan dollar AS masih berpotensi menguat terhadap nilai tukar lainnya, apalagi bila data AS masih menunjukkan hasil yang bagus.

Pagi ini indeks dollar AS terlihat sedikit menguat dibandingkan penutupan akhir pekan lalu, 105,35 vs 105,31. Namun, sentimen positif untuk rupiah datang dari dalam negeri dimana pertumbuhan PDB kuartal I masih berhasil mencetak angka di atas 5 persen.

Baca juga: BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com