Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Kompas.com - 18/05/2024, 11:26 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menanggapi data yang menunjukkan, sekitar 9,9 juta generasi muda usia 15 sampai 24 tahun di Indonesia tidak bekerja dan tidak sedang sekolah (not in employment, education, and training/NEET).

Ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Airlangga bilang, pemerintah akan mencari solusi terkait dengan permasalahan itu.

"Ya tentu kita carikan solusi," ujar dia, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Baca juga: 9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Ilustrasi gen Z di kantor. SHUTTERSTOCK/GROUND PICTURE Ilustrasi gen Z di kantor.

Namun demikian, Airlangga tidak mengelaborasi solusi yang disiapkan pemerintah untuk mengatasi permasalahan terkait produktivitas itu.

"Ya nanti kita carikan solusi," katanya, singkat.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, untuk mengatasi permasalahan terkait pengangguran, pemerintah tengah berupaya untuk membuka lapangan kerja yang lebih besar.

"Pemerintah telah mematakan ke depan kebutuhan pembukaan lapangan kerja memang cukup tinggi," katanya.

Baca juga: Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja lewat sejumlah program, salah satunya ialah program Kartu Prakerja.

Oleh karenanya, Susiwjono memastikan, program tersebut akan dilanjutkan di pemerintahan selanjutnya, dengan mempertimbangkan sejumlah pembaruan, salah satunya penerimaan peserta untuk mahasiswa.

Namun, terkait dengan data yang menunjukan 9,9 juta generasi muda tergolong "Gen Z" tidak bekerja dan tidak sedang sekolah, Susiwijono menyebutkan, pemerintah akan mendalami lebih lanjut, untuk mencari solusi komprehensif.

Ilustrasi Gen Z Oversharing tentang trauma di media sosialUnsplash Ilustrasi Gen Z Oversharing tentang trauma di media sosial

"Kalau memang akan kesana, banyak program instrumen yang bisa kita arahkan kesana," ucapnya.

Baca juga: Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, terdapat sekitar 9,9 juta penduduk generasi muda usia 15  sampai 24 tahun di Indonesia tidak bekerja dan tidak sedang sekolah (not in employment, education, and training/NEET) pada 2023.

Secara lebih rinci, jumlah generasi muda yang juga tergolong "Gen Z" tidak bekerja, tidak sedang dalam pendidikan, dan tidak menjalani pelatihan mencapai 9.896.019 orang pada Agustus 2023.

Angka itu setara dengan 22,25 persen dari total penduduk usia muda di Indonesia.

Dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah generasi muda tergolong NEET perempuan mencapai 5,73 juta orang (26,54 persen generasi muda perempuan) dan jumlah NEET laki-laki mencapai 4,17 juta orang (18,21 persen).

Baca juga: Habis THR, Terbitlah Surat Resign: Membaca Pekerja Gen Z

Sementara jika dilihat berdasarkan golongan umurnya, generasi muda tergolong NEET paling banyak berada di usia 20 sampai 24 tahun, yakni sebanyak 6,46 juta orang, lalu generasi muda di usia 15 - 19 tahun tergolong NEET jumlahnya 3,44 juta orang.

Adapun BPS mendefinisikan NEET sebagai penduduk usia 15 - 24 tahun yang berada di luar sistem pendidikan, tidak sedang bekerja, dan tidak sedang berpartisipasi.

Terdapat berbagai alasan yang membuat anak muda masuk ke kelompok ini, seperti putus asa, disabilitas, kurangnya akses tranpostasi dan pendidikan, keterbatasan finansial, kewajiban rumah tangga, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com