Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Mau Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Ekonom Ingatkan Risikonya

Kompas.com - 22/05/2024, 07:30 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi ke level 8 persen dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan. Namun ternyata, pertumbuhan ekonomi yang "dipaksakan" dinilai bakal berdampak buruk terhadap fundamental ekonomi negara itu sendiri.

Chief Economist DBS Bank Taimur Baig menjelaskan, laju pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dari kapabilitas suatu negara dapat menimbulkan distorsi makroekonomi yang luas. Hal ini ditandai salah satunya dengan pelebaran defisit transaksi berjalan, akibat angka impor yang melonjak untuk mendongkrak aktivitas ekonomi.

"(Pertumbuhan ekonomi yang terlalu pesat) juga dapat mengerek inflasi. Ini juga dapat menciptakan 'overheat' pasar aset, gelembung ekuitas properti, dan sebagainya," ujar dia dalam DBS Asian Insights Conference 2024, di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (21/5/2024).

 Baca juga: Tingginya UKT, Pertumbuhan Ekonomi Tergadai

"Yang mana bisa menimbulkan permasalahan stabilitas finansial," sambungnya.

Lebih lanjut Taimur bilang, hal itu terjadi pada krisis Asia tahun 1990-an. Pada periode itu, kawasan Asia menorehkan pertumbuhan ekonomi tinggi, diikuti oleh derasnya aliran modal asing masuk, kemudian memicu vulnerabilitas terhadap gejolak global, dan pada akhirnya membuat ekonomi kawasan runtuh dengan sentimen yang berasal dari kenaikan suku bunga AS.

"Jadi anda memerlukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," katanya.

 Baca juga: Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Taimur menyadari, Indonesia memerlukan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari 5 persen untuk merealisasikan visi Indonesia Emas 2045. Akan tetapi, Indonesia harus menciptakan laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang berkelanjutan.

Hal itu dapat direalisasikan dengan memaksimalkan investasi pada sektor-sektor krusial seperti pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur. Pengembangan ini pun perlu dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.

"Agar pertumbuhan ekonomi dapat melompat ke 8 persen, bagi negara dengan perekonomian besar, memerlukan perencanaan dan realisasi investasi yang tidak pernah ada di sejarah Indonesia," ucap Taimur.

 Baca juga: Bappenas: Ekonomi Biru Dapat Ciptakan 12 Juta Lapangan Kerja pada 2030

Sebagai informasi, presiden terpilih Prabowo Subianto meyakini bisa meraih pertumbuhan ekonomi sampai 8 persen pada usia 2 sampai 3 tahun pemerintahannya kelak.

"Saya sangat yakin. Saya sudah dialog dengan para pakar. Saya mempelajari angka-angkanya. Saya sangat yakin kami akan dengan sangat mudah meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, dan saya akan berusaha keras melampauinya," kata Prabowo dalam dialog di ajang Forum Ekonomi Qatar di Doha, Qatar, seperti dikutip dari kanal YouTube, Kamis (16/5/2024).

"Saya memperkirakan itu terjadi dalam 2 sampai 3 tahun," sambung Prabowo.

Baca juga: Prabowo Pede Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen, ADB: Berat...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dana Abadi untuk Mempercepat Transisi Ekonomi Hijau

Dana Abadi untuk Mempercepat Transisi Ekonomi Hijau

Whats New
Adira Finance Bidik 3.000 Pesanan Kendaraan di Jakarta Fair Kemayoran 2024

Adira Finance Bidik 3.000 Pesanan Kendaraan di Jakarta Fair Kemayoran 2024

Whats New
BTN Tebar Promo Serba Rp 497 untuk Transaksi Pakai QRIS di Jakarta International Marathon

BTN Tebar Promo Serba Rp 497 untuk Transaksi Pakai QRIS di Jakarta International Marathon

Whats New
BRI Insurance Raih Penghargaan Pertumbuhan Premi Sesi 2023 Terbesar

BRI Insurance Raih Penghargaan Pertumbuhan Premi Sesi 2023 Terbesar

Whats New
Luncurkan Impact Report 2023, KoinWorks Perkuat Ekosistem Pembiayan Eksklusif dan Dukung UMKM Naik Kelas

Luncurkan Impact Report 2023, KoinWorks Perkuat Ekosistem Pembiayan Eksklusif dan Dukung UMKM Naik Kelas

Whats New
AI Diprediksi Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

AI Diprediksi Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

Whats New
IHSG Sepekan Tumbuh 2,16 Persen, Kapitalisasi Pasar Saham Jadi Rp 11.719 Triliun

IHSG Sepekan Tumbuh 2,16 Persen, Kapitalisasi Pasar Saham Jadi Rp 11.719 Triliun

Whats New
InJourney Targetkan Merger Angkasa Pura I dan II Rampung Juli 2024

InJourney Targetkan Merger Angkasa Pura I dan II Rampung Juli 2024

Whats New
Ingin Ikut Berkurban? Ini Tips Menyiapkan Dana Membeli Hewan Kurban

Ingin Ikut Berkurban? Ini Tips Menyiapkan Dana Membeli Hewan Kurban

Work Smart
Landasan Pacu Bandara IKN Sudah Memasuki Tahap Pengaspalan

Landasan Pacu Bandara IKN Sudah Memasuki Tahap Pengaspalan

Whats New
Shopee Live Dorong Pertumbuhan UMKM dan Jenama Lokal Lebih dari 13 Kali Lipat

Shopee Live Dorong Pertumbuhan UMKM dan Jenama Lokal Lebih dari 13 Kali Lipat

Whats New
Erick Thohir Pastikan Sirkuit Mandalika Bukan Proyek Mangkrak

Erick Thohir Pastikan Sirkuit Mandalika Bukan Proyek Mangkrak

Whats New
Jalin dan VJI Perkuat Infrastruktur Sistem Pembayaran untuk UMKM Mitra Bukalapak

Jalin dan VJI Perkuat Infrastruktur Sistem Pembayaran untuk UMKM Mitra Bukalapak

Whats New
Berkat Transformasi Bisnis, PLN Jadi Perusahaan Utilitas Terbaik Versi Fortune 500 Asia Tenggara

Berkat Transformasi Bisnis, PLN Jadi Perusahaan Utilitas Terbaik Versi Fortune 500 Asia Tenggara

Whats New
Sistem Imigrasi Alami Gangguan, Penerbangan Garuda Indonesia Terdampak

Sistem Imigrasi Alami Gangguan, Penerbangan Garuda Indonesia Terdampak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com